PERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Pada usia 5-6 tahun gigi geligi sulung akan mulai digantikan oleh gigi geligi
permanen. Pada pergantian kaninus dan molar sulung oleh kaninus permanen dan
premolar terdapat kelebihan ruang akibat adanya perbedaan lebar mesiodistal gigi
sulung dengan gigi penggantinya. Selisih ruang ini oleh Nance disebut dengan leeway
space. Penentuan tempat yang dibutuhkan pada gigi permanen yang sudah erupsi
dapat dilakukan dengan pengukuran langsung pada model. Apabila ada gigi
permanen yang belum erupsi, dapat dipakai rumus prediksi untuk memperkirakan
lebar mesiodistal gigi kaninus permanen, premolar pertama dan premolar kedua pada
satu sisi pada rahang atas atau rahang bawah. Metode pengukuran diskrepansi model
selama ini dihasilkan dan diperuntukkan untuk ras tertentu. Jika metode tersebut
digunakan untuk mengukur diskrepansi model ras yang lain, besar kemungkinan
mengurangi keakuratannya. Salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah
metode Moyers yang diperuntukkan Ras Kaukasoid dimana sebagian besar hasilnya
digunakan pada klinik dalam proses pembelajaran, khususnya di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Universitas Jember. Oleh karena sebagian besar populasi yang dirawat di
klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember adalah golongan
Deutro Melayu, maka diperlukan suatu metode pengukuran diskrepansi model yang
khusus diperuntukkan untuk populasi ini. Sitepu membuat suatu rumus kerja untuk
meramalkan lebar mesiodistal gigi kaninus permanen dan premolar yang belum
tumbuh pada fase geligi pergantian yang hanya digunakan untuk mengukur
diskrepansi pada populasi golongan Deutro Melayu.
Penelitian yang dilakukan oleh Nance menunjukkan bahwa leeway space
pada rahang atas rata-rata 0,9 mm pada tiap sisi, sedangkan pada rahang bawah ratarata
1,7
mm
pada
tiap
sisi.
Pendapat
Nance
banyak
digunakan
dalam
analisa
dibidangOrtodonsia, khususnya dalam menganalisa tempat yang dibutuhkan. Leeway space
menurut teori Nance belum tentu sama dengan leeway space bagi orang Indonesia
khususnya bagi ras Deutro Melayu. Pasien yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember sebagian besar berasal dari ras Deutro
Melayu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran
leeway space antara metode prediksi Moyers dan metode prediksi Sitepu dengan
pengukuran secara langsung pada model serta untuk mengetahui perbedaan antara
nilai rata-rata leeway space menurut Nance dengan nilai rata-rata leeway space pasien
yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dan dilaksanakan di
Klinik Ortodonsia Universitas Jember, dengan menggunakan besar sampel
Hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya ditabulasikan dan
dilakukan uji statistika dengan menggunakan uji t-independent sample test, dan
didapatkan perbedaan hasil pengukuran leeway space yang bermakna antara metode
prediksi Moyers dan metode prediksi Sitepu dengan pengukuran secara langsung
pada model rahang bawah, sedangkan pada rahang atas tidak ada perbedaan yang
signifikan.
Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rata-rata leeway space
menurut Nance dengan nilai rata-rata leeway space pasien yang dirawat di Klinik
Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember. Dari hasil penelitian
disarankan untuk menggunakan tabel prediksi Sitepu untuk pengukuran leeway space
pada pasien yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Jember dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperbesar
jumlah sampel dan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]