dc.description.abstract | Pembelajaran fisika di SMP secara umum adalah memberikan
pengetahuan tentang fisika, kemampuan dalam keterampilan proses serta
meningkatkan kreatifitas siswa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa IPA
(fisika) sampai saat ini masih diajarkan melalui pembelajaran yang bersumber dari
satu buku atau hanya secara teoritik, sehingga pembelajaran IPA (fisika) terkesan
hanya sebagai proses transfer pengetahuan dari pikiran guru ke dalam pikiran
siswa (Bektiarso, 2000). Proses pembelajaran seperti ini cenderung berpusat pada
guru, sehingga siswa menjadi pasif. Kenyataan tersebut dapat terjadi karena
proses pembelajaran di sekolah tidak optimal. Salah satu penyebabnya adalah
model pembelajaran yang membuat siswa kurang aktif. Model pembelajaran
inovatif yang mampu meningkatkan penguasaan konsep dan sekaligus dapat
melibatkan siswa secara aktif salah satunya adalah model pembelajaran learning
cycle berbasis multirepresentasi. Model Learning Cycle berbasis multirepresentasi
mengharuskan siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
ini akan menumbuhkan keterampilan siswa terhadap apa yang dipelajari sehingga
apa yang diperoleh siswa tidak mudah terlupakan. Siswa tidak hanya akan
mendapatkan penjelasan secara verbal melalui teks tetapi juga dapat
menggambarkan dan menggrafikkan informasi yang disajikan melalui bahan ajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan representasi verbal, matematik, gambar, dan grafik siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Learning Cycle berbasis Multirepresentasi dan
mengkaji perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle berbasis Multirepresentasi dengan model
pembelajaran direct instruction.
vii
Daerah penelitian ini adalah SMPN 1 Ambulu yang ditentukan dengan
metode purposive sampling area. Responden penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji one way-ANOVA menggunakan SPSS 16. Sampel dalam penelitian
ini adalah kelas VIII A dan VIII B yang ditentukan dengan metode cluster random
sampling dengan teknik undian. Beberapa teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara, dan tes. Analisis
data peningkatan kemampuan multirepresentasi dianalisis menggunakan rumus Ngain
dan hasil belajar kognitif produk siswa dianalisis dengan Independent
Samples T-Test pada SPSS 16.
Berdasarkan analisis data peningkatan kemampuan representasi verbal
siswa berada pada kriteria tinggi dengan nilai N-gain 0,75. Peningkatan
kemampuan representasi matematik siswa berada pada kriteria sedang dengan
nilai N-gain 0,57. Peningkatan kemampuan representasi gambar siswa berada
pada kriteria sedang dengan nilai N-gain 0,53. Peningkatan kemampuan
representasi grafik siswa berada pada kriteria sedang dengan nilai N-gain 0,41.
Hasil belajar kognitif produk dinyatakan H
viii
0
ditolak dan H
diterima. Dengan kata
lain, Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan
model pembelajaran learning cycle berbasis multirepresentasi dengan model
pembelajaran direct instruction.
1
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan representasi verbal siswa setelah diterapkan model pembelajaran
learning cycle berbasis multirepresentasi berada pada kriteria tinggi. Peningkatan
kemampuan representasi matematik siswa setelah diterapkan model pembelajaran
learning cycle berbasis multirepresentasi berada pada kriteria sedang. Peningkatan
kemampuan representasi gambar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
learning cycle berbasis multirepresentasi berada pada kriteria sedang. Peningkatan
kemampuan representasi grafik siswa setelah diterapkan model pembelajaran
learning cycle berbasis multirepresentasi berada pada kriteria sedang. Ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran learning cycle berbasis multirepresentasi dengan model
pembelajaran direct instruction pada pembelajaran fisika di SMP. | en_US |