Show simple item record

dc.contributor.authorLita Yuli Hartatik
dc.date.accessioned2013-12-05T00:53:10Z
dc.date.available2013-12-05T00:53:10Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM060210402155
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4278
dc.description.abstractIndonesia cukup kaya akan folklor. Salah satu dari bentuk folklor yang dapat ditemukan adalah mantra pangaberen sowarah masyarakat Madura di Kabupaten Situbondo. Mantra pangaberen sowarah merupakan bentuk folklor lisan. Mantra pangaberen sowarah merupakan mantra pengasihan masyarakat Madura yang hanya dimiliki orang-orang tertentu saja. Mantra pangberen sowarah memiliki keunikan dalam proses penuturannya yang mencerminkan kepercayaan masyarakat Madura serta berbeda dari penelitian mantra yang lain. Selain itu, mantra pangaberen sowarah juga memiliki keunikan yang bisa membuat semua orang tergila-gila lewat suara yang dikeluarkan. Mantra pangberen sowarah dapat digunakan dalam segala kegiatan tidak hanya untuk kegiatan macapatan melainkan kegiatan yang berkaitan untuk menarik seseorang atau membuat orang tergila-gila pada pembaca mantra. Berdasarkan hal di atas, permasalahan yang dikaji terdiri atas tiga rumusan masalah yaitu (1) Bagaimanakah proses penuturan mantra “Pangaberen Sowarah” Masyarakat Madura di Kabupaten Situbondo? (2) Bagaimanakah fungsi sosio budaya mantra “Pangaberen Sowarah” Masyarakat Madura di Kabupaten Situbondo? (3) Bagaimanakah unsur kesastraan mantra “Pangaberen Sowarah” Masyarakat Madura di Kabupaten Situbondo? Rancangan dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif yang meliputi menyeleksi data, klasifikasi data, dan interpretasi data. Hasil penelitian ini menginformasikan (1) proses penuturan mantra pangaberen Sowarah, (2) fungsi sosio budaya mantra pangaberen sowarah, (3) unsur kesastraan mantra pangaberen sowarah. Proses penuturan mantra pangaberen sowarah meliputi sebelum penuturan mantra pangberen sowarah, inti penuturan dan penuturan penutup serta cara yang harus dilakukan. Sebelum penuturan mantra pangaberen sowarah yaitu pembacaan ta’awwudz kemudian pembacaan basmalah setelah itu membaca Al-Fatihah yang dikhususkan kepada Nabi Muhammad, Nabi Daud serta Syeik Abdul Qadir Jailani. Inti penuturan mantra pangaberen sowarah merupakan maksud yang terkandung dalam mantra. Penuturan penutup mantra pangberen sowarah merupakan pernyataan Tuhan hanya satu yaitu Allah dan penyebutan utusan Allah yaitu Nabi Muhammad. Mantra pangberen sowarah memiliki tiga fungsi yaitu sebagai media komunikasi dengan Tuhan, sebagai media pemikat dan sebagai media si’ar. Aspek kesastraan pangaberen sowarah mencakup rima, diksi dan citraan. Berdasarkan hasil penelitian perlu diberikan saran-saran sebagai berikut: (1) pengembangan mantra sebaiknya dilestarikan dalam masyarakat karena mantra dapat digunakan untuk hal-hal yang baik; (2) bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, hendaknya memotivasi siswa supaya melakukan pemeliharaan dan penggalian terhadap sastra daerah; (3) bagi pribadi hendaknya lebih banyak membaca lagi pengetahuan-pengetahuan tentang sastra dan ilmu folklor; (4) bagi peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengkaji mantra lain khususnya yang menggunakan bahasa Madura.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210402155;
dc.subjectMASYARAKAT MADURAen_US
dc.titleMANTRA “PANGABEREN SOWARAH” MASYARAKAT MADURA DI KABUPATEN SITUBONDOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record