PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN PETA KONSEP TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA
Abstract
Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung yang berorientasi pada produk, proses, sikap,
dan kreativitas. Kecenderungan siswa yang hanya menghafal materi tanpa adanya
pemahaman terhadap materi tersebut dan ditambah lagi ketidakhadiran peran aktif
siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan rendahnya mutu pendidikan. Dengan
demikian guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan
menerapkan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition). Model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang
menempatkan siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat penjelasan terhadap
solusi dari permasalahan dalam suatu materi yang diberikan, sehingga dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Perpaduan model pembelajaran CIRC
dengan peta konsep dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep materi
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Penelitian
ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh model pembelajaran CIRC dengan peta
konsep terhadap keterampilan berpikir kritis siswa; (2) mengetahui pengaruh model
pembelajaran CIRC dengan peta konsep terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Populasi
yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 11 Jember kelas VII,
yang berjumlah enam kelas. Sampel ditentukan dengan metode cluster random
sampling setelah dilakukan uji homogenitas terhadap nilai UTS biologi semester
viii
genap. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah random group
pretest and posttest design.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data nilai UTS berdistribusi normal.
Namun, hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa data nilai UTS kelas VII dari
keenam kelas bersifat tidak homogen, sehingga dipilih dua kelas yang mempunyai
perbedaan mean paling kecil, yaitu kelas VII A dan VII D. Hasil uji homogenitas
kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut bersifat homogen
(p=0,411). Setelah dilakukan pengundian terhadap kedua kelas tersebut diperoleh
kelas VII D sebagai kelas eksperimen menggunakan pembelajaran CIRC dengan peta
konsep dan VII A sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional
(metode yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMP Negeri 11 Jember).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih rerata nilai persentase pretest dan
posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi, yaitu sebesar 31,62% jika dibandingkan
dengan kelas kontrol dengan selisih rerata sebesar 27,02%. Hasil uji ANAKOVA
terhadap keterampilan berpikir kritis menunjukkan nilai probabilitas sebesar (p)=
0,029. Perhitungan hasil belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa selisih rerata
nilai pretest dan posttest kelas eksperimen lebih tinggi, yaitu sebesar 32,60 jika
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih rerata sebesar 26,86. Berdasarkan
uji ANAKOVA terhadap nilai hasil belajar kognitif siswa diperoleh nilai probabilitas
sebesar (p)= 0,010. Penilaian ranah afektif pada pertemuan 1 dan 2 menunjukkan
bahwa selisih rerata nilai afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi, yaitu sebesar
8,12 jika dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih rerata sebesar 5,56. Hasil
uji t menunjukkan nilai probabilitas kedua kelas pada pertemuan 1 dan 2 sebesar (p)=
0,762 dan (p)= 0,428.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh model
pembelajaran CIRC dengan peta konsep terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
(p= 0,029); (2) terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC dengan peta konsep
terhadap hasil belajar kognitif siswa (p= 0,010), tetapi tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran CIRC dengan peta konsep terhadap hasil belajar afektif siswa (p> 0,05).