Show simple item record

dc.contributor.authorSlamet Riyadi
dc.date.accessioned2013-12-04T06:38:10Z
dc.date.available2013-12-04T06:38:10Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM062210101044
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3869
dc.description.abstractTuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, secara nasional Jawa Timur menduduki peringkat kedua setelah Jawa Barat dalam hal penyakit tuberkulosis dan tercatat pada tahun 2007 terjadi 40.000 kasus. Kabupaten Jember menduduki peringkat pertama jumlah kejadian TB di daerah Eks Karesidenan Besuki dan sekitarnya atau sebanyak 70–80%, Lumajang berada di peringkat kedua, disusul Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Obat anti tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat seperti, Isoniazid, Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan Streptomisin dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Salah satu masalah terapi obat OAT yang cukup penting adalah interaksi obat, dalam hal ini OAT atau Non-OAT dapat berperan sebagai presipitan atau objek obat yang dapat saling mempengaruhi keberadaan obat satu dengan yang lain. Rumah Sakit Paru Jember merupakan salah satu rumah sakit khusus milik pemerintah sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang berada di wilayah bagian timur, tepatnya di kota Jember. Berdasarkan hal diatas peneliti ingin melakukan penelitian tentang identifikasi potensi interaksi obat pada pasien tuberkulosis rawat inap di Rumah Sakit paru jember. Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat non eksperimental dengan rancangan deskriptif yang bersifat retrospektif. Pada penelitian ini, kemungkinan terjadinya interaksi obat diketahui dengan cara melihat jenis OAT dan obat-obat lain yang diresepkan bersama dengan OAT, kemudian dianalisis dengan mengunakan acuan standar atau referensi untuk melihat apakah obatobatan tersebut akan menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersama. Penelitian ini dikhususkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi terjadinya interaksi obat antara sesama OAT, obat anti tuberkulosis dengan obat-obat lain selain OAT dan antara obat-obat lain selain OAT yang diberikan pada pasien rawat inap tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Jember selama tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin pasien tuberkulosis laki-laki lebih banyak dari pada jenis kelamin perempuan. Berdasarkan usia, pasien tuberkulosis banyak terdapat pada pasien usia produktif. Penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) di Rumah Sakit Paru Jember adalah menggunakan terapi primer atau first line yaitu isoniazid, etambutol, rifampisin, pirazinamid, dan streptomisin, hanya ada satu jenis OAT yang termasuk kelompok skunder atau second line yaitu kanamisin. Kombinasi OAT terbanyak yang digunakan adalah HRZE kemudian Fix Dose Combination (FDC) khususnya tipe 4FDC. Penggunaan obat selain OAT (Non OAT) pada pasien tuberkulosis disesuaikan dengan simtom, keparahan dan komplikasi yang menyertai pasien tuberkulosis. Potensi interaksi obat pada pasien tuberkulosis dibagi menjadi interaksi OAT-OAT, OAT-Non OAT, dan Non OAT-Non OAT. Jenis obat yang sering berinteraksi dengan obat lain sebagai presipitan adalah rifampisin dan antasida sedangkan obat yang berinteraksi sebagai objek obat adalah digoksin, isoniasid dan anti diabetik golongan sulfonilurea generasi II (glibenkalmid dan glimepirid). Tidak semua interaksi obat akan bermakna secara signifikan, walaupun secara teoritis mungkin terjadi. Banyak interaksi obat yang kemungkinan besar berbahaya terjadi hanya pada sejumlah kecil pasien dan tidak semua interaksi obat bersifat merugikan, namun ada beberapa interaksi obat juga bersifat menguntungkan. Namun demikian, seorang farmasis perlu selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya efek merugikan akibat interaksi obat ini untuk mencegah timbulnya resiko morbiditas atau bahkan mortalitas dalam pengobatan pasien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101044;
dc.subjectIdentifikasi Potensi Interaksi Obat, Pasien Tuberkulosis, Rumah Sakit Paruen_US
dc.titleDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER TAHUN 2010en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record