Show simple item record

dc.contributor.authorDian Wahyuningtyas Puspitaningrum
dc.date.accessioned2013-12-04T06:12:43Z
dc.date.available2013-12-04T06:12:43Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3817
dc.description.abstractAmalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh raksa dan membentuk amalgam (Au-Hg). Penambahan ketela pohon adalah salah satu bentuk inovasi baru pada proses amalgamasi. Penambahan ketela pohon berfungsi sebagai zat adiktif yang diharapkan mampu memperbaiki efektivitas ekstraksi emas. Tujuan penelitian ini untuk: (1) meneliti kinerja metode sianidasi dan amalgamasi dalam mengisolasi emas dalam bentuk senyawanya; (2) membandingkan keefektifan antara metode sianidasi dan amalgamasi; (3) menentukan metode yang efektif dan efisien untuk isolasi emas bentuk senyawa pada kegiatan penambangan emas rakyat. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap secara berkesinambungan. Tahap pertama dibuat kurva kalibrasi emas dari larutan standar emas. Tahap kedua dilakukan analisis kadar emas meliputi kadar emas dalam batuan, amalgamasi dengan penambahan ketela pohon, amalgamasi tanpa penambahan ketela pohon, amalgamasi dengan variasi waktu, sianidasi. Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Metode sianidasi dikerjakan dalam kondisi basa yaitu pada pH 10-11. Penentuan kondisi basa bertujuan untuk mengoptimalkan ekstraksi atau pelarutan emas. Jika pH < dari 10 maka gas HCN yang terbantuk semakin banyak, gas HCN tidak mempunyai kemampuan untuk melarutkan emas sehingga recovery emas akan menurun. Jika pH > 11 maka akan terbentuk H yang juga bisa menurunkan recovery emas. Disamping kemampuan merecovery emas yang lemah, gas tersebut juga berbahaya bagi tubuh (Andik, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sianidasi sebesar 2,55 ppm, hasil amalgamasi tanpa ketela pohon sebesar 0,39 ppm, hasil amalgamasi penambahan ketela pohon sebesar 0,98 ppm. Kadar emas optimum adalah 0,98 ppm, artinya kadar emas yang diserap ketela pohon sebesar 0,98 gram/ton. Variasi waktu mempengaruhi amalgamasi emas, hal ini terlihat pada waktu amalgamasi yang paling optimum adalah 72 jam. Perbandingan kadar emas (Au) dalam batuan antara metode amalgamasi dengan metode sianidasi diperoleh nilai t eks 17,978 lebih besar dibanding t tabel (t tabel = 2,78) dengan selang kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan sebesar 4. Kondisi demikian berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara kedua metode dalam menentukan kadar emas (Au) dalam batuan baik menggunakan metode sianidasi maupun amalgamasi. Perbandingan kadar emas (Au) dalam batuan antara amalgamasi penambahan ketela pohon dan tanpa ketela pohon diperoleh nilai t eks lebih besar dibanding t ix tabel (t = 2,78) dengan selang kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan sebesar 4. Nilai t eks tabel yang diperoleh sebesar 23,576. Kondisi demikian berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara kedua metode dalam menentukan kadar emas (Au) dalam batuan baik menggunakan amalgamasi penambahan ketela pohon maupun amalgamasi tanpa ketela pohon.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries71810301069;
dc.subjectEKSTRAKSI EMAS DARI BATUAN MENGGUNAKAN METODE SIANIDASIen_US
dc.titleEKSTRAKSI EMAS DARI BATUAN MENGGUNAKAN METODE SIANIDASIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record