EKSTRAKSI EMAS DARI BATUAN MENGGUNAKAN METODE SIANIDASI
Abstract
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh raksa dan
membentuk amalgam (Au-Hg). Penambahan ketela pohon adalah salah satu bentuk
inovasi baru pada proses amalgamasi. Penambahan ketela pohon berfungsi sebagai
zat adiktif yang diharapkan mampu memperbaiki efektivitas ekstraksi emas. Tujuan
penelitian ini untuk: (1) meneliti kinerja metode sianidasi dan amalgamasi dalam
mengisolasi emas dalam bentuk senyawanya; (2) membandingkan keefektifan antara
metode sianidasi dan amalgamasi; (3) menentukan metode yang efektif dan efisien
untuk isolasi emas bentuk senyawa pada kegiatan penambangan emas rakyat.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap secara berkesinambungan. Tahap
pertama dibuat kurva kalibrasi emas dari larutan standar emas. Tahap kedua
dilakukan analisis kadar emas meliputi kadar emas dalam batuan, amalgamasi dengan
penambahan ketela pohon, amalgamasi tanpa penambahan ketela pohon, amalgamasi
dengan variasi waktu, sianidasi.
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan
proses pemisahan emas dari larutannya. Metode sianidasi dikerjakan dalam kondisi
basa yaitu pada pH 10-11. Penentuan kondisi basa bertujuan untuk mengoptimalkan
ekstraksi atau pelarutan emas. Jika pH < dari 10 maka gas HCN yang terbantuk
semakin banyak, gas HCN tidak mempunyai kemampuan untuk melarutkan emas
sehingga recovery emas akan menurun. Jika pH > 11 maka akan terbentuk H
yang
juga bisa menurunkan recovery emas. Disamping kemampuan merecovery emas yang
lemah, gas tersebut juga berbahaya bagi tubuh (Andik, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sianidasi sebesar 2,55 ppm, hasil
amalgamasi tanpa ketela pohon sebesar 0,39 ppm, hasil amalgamasi penambahan
ketela pohon sebesar 0,98 ppm. Kadar emas optimum adalah 0,98 ppm, artinya kadar
emas yang diserap ketela pohon sebesar 0,98 gram/ton. Variasi waktu mempengaruhi
amalgamasi emas, hal ini terlihat pada waktu amalgamasi yang paling optimum
adalah 72 jam. Perbandingan kadar emas (Au) dalam batuan antara metode
amalgamasi dengan metode sianidasi diperoleh nilai t
eks
17,978 lebih besar dibanding
t
tabel
(t
tabel
= 2,78) dengan selang kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan sebesar 4.
Kondisi demikian berarti H
0
ditolak dan H
1
diterima artinya ada perbedaan yang
signifikan antara kedua metode dalam menentukan kadar emas (Au) dalam batuan
baik menggunakan metode sianidasi maupun amalgamasi. Perbandingan kadar emas
(Au) dalam batuan antara amalgamasi penambahan ketela pohon dan tanpa ketela
pohon diperoleh nilai t
eks
lebih besar dibanding t
ix
tabel
(t
= 2,78) dengan selang
kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan sebesar 4. Nilai t
eks
tabel
yang diperoleh sebesar
23,576. Kondisi demikian berarti H
0
ditolak dan H
1
diterima artinya ada perbedaan
yang signifikan antara kedua metode dalam menentukan kadar emas (Au) dalam
batuan baik menggunakan amalgamasi penambahan ketela pohon maupun
amalgamasi tanpa ketela pohon.