dc.description.abstract | Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman sumber karbonat
yang penting setelah padi dan gandum. Jagung banyak dikembangkan di
Indonesia untuk digunakan sebagai bahan makanan, pakan ternak, dan bahan baku
industri. Permintaan jagung meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan
penduduk dan perkembangan industri pangan dan pakan. Dilaporkan oleh Komisi
Nasional Plasmanutfah bahwa penggunaan komoditas jagung menempati urutan
ketiga dunia (7%) setelah padi (26%) dan gandum (23%). Di Indonesia banyak
tantangan dalam menghadapi permasalahan produksi jagung, salah satu
hambatannya yaitu penggunaan pupuk kimia yang di lakukan secara terus
menerus dapat menurunkan kesuburan tanah sehingga mengakibatkan penurunan
produksi bahan pangan. Selain itu semakin sempitnya luas lahan pertanian yang
sebagian digunakan sebagai ahli fungsi lahan sehingga dapat mengakibatkan
penurunan produksi bahan pangan nasional. Namun hal tersebut bukanlah kendala
utama sehingga harus ada upaya untuk menangani permasalahan tersebut. Salah
satu alternatif untuk menangani permasahan tersebut adalah pendayagunaan lahan
kering guna dapat meningkatkan hasil produksi tanaman jagung dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan. Setiap tanah memiliki unsur hara yang berbedabeda,
seperti halnya tanah di desa Mojosari kecamatan Puger kabupaten Jember
merupakan tanah yang bertekstur pasir bergeluh (Loamy sand). Keadaan tanah ini
antara lain memiliki kandungan unsur hara N, P, K dan bahan organik yang
rendah, sehingga kurang menguntungkan bagi pertanian. Berdasarkan kondisi
tanah di desa Mojosari, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
pemupukan secara secara tepat dan benar untuk memperbaiki sifat tanah tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan tanaman yang optimal maka dibutuhkan | en_US |