INTERAKSI PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L. DENGAN UREA TERHADAP SERAPAN N DAN PRODUKSI SAWI ( Br a s s i c a j u nc c e a ) DI ENTI S OL
Abstract
Entisol yang diambil dari Desa Sidomulyo merupakan jenis tanah muda,
bertekstur pasiran, konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap
erosi, dan ketersediaan bahan organik serta Nitrogen yang rendah. Potensi tanah
yang berasal dari abu vulkan Gunung Raung ini kaya hara namun belum tersedia,
sehingga dikategorikan tanah miskin hara yang berdampak negatif terhadap
kegiatan pertanian. Selama ini, aplikasi sistem pertanian konvensional banyak
menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik dosis tinggi dan
terus menerus menyebabkan tingginya biaya produksi dan penurunan
produktivitas lahan. Beberapa upaya untuk memeperbaiki sifat tanah secara alami,
efisien, dan mudah diterapkan adalah dengan pemanfaatan tanaman legum sebagai
pupuk hijau guna meminimalisir penggunaan pupuk buatan. Salah satu
alternatifnya adalah memanfaatkan tanaman Crotalaria juncea L. sebagai pupuk
hijau. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
interaksi antara Crotalaria juncea L. sebagai pupuk hijau dengan Urea terhadap
serapan Nitrogen dan produksi tanaman sawi (Brassica junccea) yang ditanam di
Entisol.
Persiapan penelitian meliputi identifikasi lokasi dan pengambilan sampel
tanah di Desa Sidomulyo. Melakukan analisis kimia dan sifat fisik tanah yang
meliputi: pH tanah, KTK, bahan organik tanah dan kandungan N total, kadar air,
berat volume, serta tekstur tanah. Penanaman Crotalaria juncea L., yang
digunakan sebagai pupuk hijau sumber N. Mengayak, mengeringkan, dan
menimbang 11 kg tanah dan kemudian dimasukkan ke setiap polibag. Penelitian
dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas
Jember. Percobaan ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Faktorial (RALF) 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah level C. juncea:
C0, 0% bahan organik atau tanpa C. juncea; C2% bahan organik (220 gram C.
juncea/pot); C
, 3% bahan organik (330 gram C. juncea/pot). Faktor kedua adalah
level pupuk Urea: U
2
0,
0 gram atau tanpa Urea; U
vi
1
,
0.7 gram Urea/pot; U
1.05
gram Urea/pot. Pemupukan dasar dilakukan dengan mencampur cacahan
Crotalaria juncea L. dengan tanah dalam polibag pada 3 minggu sebelum tanam.
Pemupukan urea diterapkan pada hari 3, 10, dan 20 hari setelah tanam. Variabel
tanaman yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun yang diukur setiap 8
hari sampai 40 hari saat panen, N jaringan, dan serapan N total tanaman (tanpa
akar). Variabel tanah yang diukur adalah: pH tanah, KTK, bahan organik, dan N
total tanah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis
keragaman. Pengujian perbedaan rata-rata perlakuan dilakukan menggunakan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf nyata 5%. Analisis korelasi dan regresi
dilakukan untuk menganalisis hubungan antara level % Crotalaria juncea dengan
variabel terukur yang dianalisis pada setiap level Urea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan Crotalaria
juncea tanpa penambahan urea menunjukkan perbedaan nyata terhadap pH dan
bahan organik tanah. Kombinasi perlakuan yang direkomendasikan adalah 2%
dan 3% Crotalaria juncea tanpa Urea yang dapat mempertahankan pH pada 6.00
– 6.05, dan bahan organik tanah pada 0.73% – 0.76%. Interaksi antara 2%
Crotalaria juncea dengan 0.7 gram Urea merupakan kombinasi perlakuan yang
direkomendasikan juga, karena menunjukkan hasil optimal untuk variabelvariabel
yang meliputi: KTK, N jaringan tanaman, dan serapan N tanaman
sebanyak 4.53 Cmol/kg, 0.93%, 0.28 gram/tanaman secara berurutan. Sementara
kombinasi perlakuan antara 3% Crotalaria juncea dengan 0.7 gram Urea dapat
menjadi kombinasi perlakuan yang direkomendasikan untuk tanah dengan
memperhatikan kandungan N total tanah
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]