dc.description.abstract | Kepatuhan pasien untuk kontrol setelah melakukan rawat inap menjadi
penting karena berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Kepatuhan adalah
perilaku positif yang dilakukan oleh pasien untuk mencapai tujuan terapeutik yang
ditentukan bersama-sama antara pasien dan petugas kesehatan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Paru
Kabupaten Jember melalui wawancara menunjukkan bahwa perawat tidak
memberikan pendidikan secara detail dikarenakan perawat hanya berpedoman
pada lembar discharge planning yang digunakan oleh Rumah Sakit Paru
Kabupaten Jember dengan menggunakan format cheklist yang dianggap
minimalis. Hasil studi pendahuluan dari data rekam medis 110 pasien rawat inap
kelas III pada bulan Maret 2013 menunjukkan sebanyak 33 pasien (30%) tidak
patuh untuk kontrol dan 77 pasien (70%) patuh untuk kontrol. Rumah Sakit Paru
Kabupaten Jember menargetkan pasien rawat inap kelas III yang patuh untuk
kontrol di Poli Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember sebanyak 100% pasien.
Ketidakpatuhan dapat terjadi ketika kondisi individu atau kelompok
berkeinginan untuk patuh, namun ada sejumlah faktor yang menghambat
kepatuhan terhadap saran atau pendidikan tentang kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan, salah satunya perawat dalam menjalankan peran educator
dalam discharge planning. Perawat berperan membantu pasien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan tentang perawatan dan tindakan
medis yang diterima.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran educator
perawat dalam
discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien rawat inap
untuk kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Jenis penelitian
observasional analitik dengan menggunakan studi secara cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan didapatkan jumlah
sampel penelitian sebanyak 40 responden di ruang rawat inap kelas III. Alat
pengumpul data pada penelitian ini terdiri dari lembar kuesioner untuk peran
educator perawat dalam discharge planning dan pengambilan data kepatuhan dari
rekam medis instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru kabupaten Jember. Analisis
data menggunakan chi square.
Hasil analisis data dari 17 responden yang mempersepsikan peran
educator perawat dalam discharge planning dengan kategori tidak baik
menunjukkan lebih dari 50 persen responden mempunyai tingkat kepatuhan
pasien untuk kontrol dalam kategori tidak patuh yaitu sebanyak 12 orang (70,6%),
sisanya 5 orang (29,4%) patuh untuk kontrol. Peran educator perawat dalam
discharge planning yang dipersepsikan oleh 23 responden dalam kategori baik
sebagian besar patuh untuk melaksanakan kontrol yaitu sebanyak 19 orang
(82,6%), sisanya 4 orang (17,4%) tidak patuh untuk kontrol.
. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p= 0.001. Ha diterima jika Ho
ditolak, dimana Ho ditolak jika nilai p ≤ α, 0,001 ≤ 0,05. Hasil analisis statistik
didapatkan bahwa ada hubungan signifikan antara peran educator perawat dalam
discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien rawat inap untuk kontrol di
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember.
Dampak yang terjadi ketika pasien tidak patuh untuk melaksanakan
kontrol karena menerima peran educator perawat dalam discharge planning yang
tidak baik dapat mengakibatkan angka kekambuhan pasien, sehingga perawat
perlu meningkatkan perannya sebagai educator dalam discharge planning.
Perawat juga dapat memberikan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh
pasien ketika sudah meninggalkan rumah sakit seperti leaflet/booklet. | en_US |