dc.description.abstract | Anak yang tinggal dalam sebuah keluarga, sebagian besar tumbuh bersama
dengan setidaknya satu saudara kandung. Hubungan antar saudara kandung
diistilahkan sebagai sibling relationship. Anak pertama dalam sebuah keluarga
akan mengawali sibling relationship ketika adiknya lahir dan dirawat dalam
keluarga. Kehadiran adik dapat menimbulkan pengalaman yang positif dan negatif
pada anak. Salah satu pengalaman negatif yang akan muncul adalah reaksi sibling
rivalry. Sibling rivalry merupakan suatu bentuk semangat kecemburuan,
kompetisi, dan atau kemarahan antara kakak dan adik yang dapat dimulai sejak
kelahiran adik dalam keluarga. Sibling rivalry merupakan hal yang umum dan
biasa terjadi pada anak yang tumbuh dalam keluarga.
Keadaan yang paling sering terlihat dari sibling rivalry adalah adanya reaksi
langsung yang bersifat agresi secara verbal atau nonverbal. Reaksi langsung
sibling rivalry dapat dikurangi dengan cara membuat anak dapat melakukan
kegiatan kooperatif dengan saudara kandungnya. Kegiatan kooperatif dapat
dilakukan dengan berbagai metode yang praktis seperti bermain kooperatif
(cooperative play). Cooperative play merupakan salah satu jenis permainan yang
ditandai dengan adanya kerja sama atau pembagian tugas dan pembagian peran
antara anak-anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Cooperative play lebih menekankan pada partisipasi, tantangan, dan
melakukan hal yang menyenangkan daripada untuk mengalahkan kawan yang ikut
serta dalam permainan. Permainan ini juga lebih menekankan pada bermain
daripada melakukan persaingan ataupun konflik.
ix
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik responden,
mengidentifikasi reaksi langsung sibling rivalry sebelum pemberian intervensi
cooperative play pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
mengidentifikasi reaksi langsung sibling rivalry setelah pemberian intervensi
cooperative play pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta
menganalisis perbedaan reaksi langsung sibling rivalry sebelum dan sesudah
pemberian intervensi cooperative play. Desain penelitian yang digunakan adalah
quasi experimental pretest posttest. Sampel penelitian ini adalah 30 pasang
saudara kandung usia prasekolah yang terbagi menjadi dua kelompok dengan
rincian 15 pasang sebagai kelompok eksperimen dan 15 pasang lainnya sebagai
kelompok kontrol. Teknik analisa data yang digunakan adalah Mann Whitney UTest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi langsung sibling rivalry tinggi
pada kelompok eksperimen sebelum intervensi cooperative play adalah 10 pasang
(66,7%), namun setelah intervensi cooperative play berkurang menjadi 4 pasang
(26,7%). Kelompok kontrol pada saat pelaksanaan pretest memiliki 8 pasang
(53,3%) yang mengalami reaksi langsung sibling rivalry tinggi, sedangkan setelah
posttest justru bertambah menjadi 10 pasang (66,7%). Berdasarkan pengolahan
data melalui SPSS didapatkan p value sebesar 0,031. Pengambilan keputusan
dilakukan dengan melihat derajat kemaknaan (α=0,05). Nilai p value yang didapat
dari hasil uji statistik adalah ≤ 0,05 dan berada pada nilai kemaknaan 0,01 ≤ p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh bermakna cooperative play terhadap
reaksi langsung sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Desa Cangkring
Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Saran yang dapat peneliti berikan
adalah orang tua dapat menerapkan metode bermain kooperatif (cooperative play)
untuk dapat menurunkan reaksi langsung sibling rivalry pada pasangan saudara
kandung usia prasekolah. | en_US |