Show simple item record

dc.contributor.authorDiana Panji Sutayani
dc.date.accessioned2013-12-03T08:46:46Z
dc.date.available2013-12-03T08:46:46Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM072310101011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3167
dc.description.abstractMenyusui merupakan suatu cara ibu memberikan makanan dan nutrisi kepada bayinya. ASI adalah makanan utama bagi bayi terutama bayi usia 0-6 bulan karena mengandung nilai gizi untuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu dicanangkan program pemberian ASI eksklusif sebagai salah satu program kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Jember merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang mencanangkan program pemberian ASI eksklusif. Indikator cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif belum dapat mencapai target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menyebutkan bahwa target tersebut sulit dicapai karena adanya kebiasan masyarakat yang masih memberikan makanan prelakteal dan makanan pendamping ASI sebelum waktunya. Keadaan yang sering ditemukan, ASI ibu belum keluar atau keluar sedikit setelah kelahiran sehingga mendorong ibu memberikan makanan prelakteal kepada bayinya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, tradisi masyarakat yang meyakini bahwa madu dan air gula dapat membersihkan usus bayi semakin mendorong ibu untuk memberikan makanan prelakteal kepada bayinya. Makanan prelakteal merupakan makanan atau minuman selain ASI yang diberikan kepada bayi 0-3 hari kelahiran. Pemberian makanan prelakteal ini menyebabkan proses menyusui terganggu. 30 menit pertama setelah kelahiran merupakan puncak menghisap bayi yang kuat. Isapan bayi pada saat 30 menit pertama dapat merangsang hormon oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. Produksi ASI semakin meningkat apabila sering diisap oleh bayi. Apabila 30 menit pertama ibu terlambat menyusui bayinya karena memberikan makanan prelakteal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian makanan prelakteal dengan proses menyusui. Jenis penelitian menggunakan survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124 orang. Teknik pengambilan sampel menggunkan teknik cluster sampling. Sampel akhir dalam penelitian sejumlah 95 orang. Analisis data dengan uji statistik spearman rank untuk mengetahui hubungan pemberian makanan prelakteal dengan proses menyusui. Hasil univariat menunjukkan bahwa dari 95 ibu, terdapat 83 ibu (87,37%) memberikan makanan prelakteal sedangkan ibu yang menyusui tidak efektif sebanyak 87 ibu (91,6%). Hasil uji bivariat ditemukan dari 83 ibu (87,37%) yang memberikan makanan prelakteal ditemukan 82 (98,79%) yang proses menyusui tidak efektif. Berdasarkan pengolahan data melalui SPSS didapatkan bahwa p value (pv = 0,000, 95%CI dan r = - 0, 683) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak, sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian makanan prelakteal dengan proses menyusui di wilayah kerja Puskesmas Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember dengan arah negatif yang berarti semakin ibu memberikan makanan prelakteal semakin besar peluang terjadinya ketidakefektifan menyusui. Saran penelitian bagi petugas kesehatan adalah mengajak masyarakat untuk menghindari pemberian makanan prelakteal dan mendukung program ASI eksklusif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072310101011;
dc.subjectMENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBERen_US
dc.titleHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL DENGAN PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record