HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PRELAKTEAL DENGAN PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER
Abstract
Menyusui merupakan suatu cara ibu memberikan makanan dan nutrisi
kepada bayinya. ASI adalah makanan utama bagi bayi terutama bayi usia 0-6
bulan karena mengandung nilai gizi untuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Oleh
karena itu dicanangkan program pemberian ASI eksklusif sebagai salah satu
program kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Jember merupakan salah
satu Kabupaten di Jawa Timur yang mencanangkan program pemberian ASI
eksklusif. Indikator cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif belum dapat
mencapai target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
menyebutkan bahwa target tersebut sulit dicapai karena adanya kebiasan
masyarakat yang masih memberikan makanan prelakteal dan makanan
pendamping ASI sebelum waktunya.
Keadaan yang sering ditemukan, ASI ibu belum keluar atau keluar sedikit
setelah kelahiran sehingga mendorong ibu memberikan makanan prelakteal
kepada bayinya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, tradisi
masyarakat yang meyakini bahwa madu dan air gula dapat membersihkan usus
bayi semakin mendorong ibu untuk memberikan makanan prelakteal kepada
bayinya.
Makanan prelakteal merupakan makanan atau minuman selain ASI yang
diberikan kepada bayi 0-3 hari kelahiran. Pemberian makanan prelakteal ini
menyebabkan proses menyusui terganggu. 30 menit pertama setelah kelahiran
merupakan puncak menghisap bayi yang kuat. Isapan bayi pada saat 30
menit pertama dapat merangsang hormon oksitosin untuk meningkatkan produksi
ASI. Produksi ASI semakin meningkat apabila sering diisap oleh bayi. Apabila 30
menit pertama ibu terlambat menyusui bayinya karena memberikan makanan
prelakteal.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian makanan
prelakteal dengan proses menyusui. Jenis penelitian menggunakan survey analitik
dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124
orang. Teknik pengambilan sampel menggunkan teknik cluster sampling. Sampel
akhir dalam penelitian sejumlah 95 orang. Analisis data dengan uji statistik
spearman rank untuk mengetahui hubungan pemberian makanan prelakteal
dengan proses menyusui.
Hasil univariat menunjukkan bahwa dari 95 ibu, terdapat 83 ibu (87,37%)
memberikan makanan prelakteal sedangkan ibu yang menyusui tidak efektif
sebanyak 87 ibu (91,6%). Hasil uji bivariat ditemukan dari 83 ibu (87,37%) yang
memberikan makanan prelakteal ditemukan 82 (98,79%) yang proses menyusui
tidak efektif. Berdasarkan pengolahan data melalui SPSS didapatkan bahwa p
value (pv = 0,000, 95%CI dan r = - 0, 683) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak,
sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian makanan prelakteal
dengan proses menyusui di wilayah kerja Puskesmas Rowotengah Kecamatan
Sumberbaru Kabupaten Jember dengan arah negatif yang berarti semakin ibu
memberikan makanan prelakteal semakin besar peluang terjadinya
ketidakefektifan menyusui. Saran penelitian bagi petugas kesehatan adalah
mengajak masyarakat untuk menghindari pemberian makanan prelakteal dan
mendukung program ASI eksklusif.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1548]