Show simple item record

dc.contributor.authorNURUL HOLIFAH
dc.date.accessioned2013-12-03T07:10:59Z
dc.date.available2013-12-03T07:10:59Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM071810401096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3030
dc.description.abstractSucrose transporter (SUT) merupakan protein translokator pada proses translokasi hasil fotoasimilasi dalam bentuk sukrosa dari organ source menuju organ penyimpanan (sink). Protein ini diketahui terdapat pada membran plasma. Berdasarkan analisis filogenetik gen SUT dibagi menjadi tiga subfamili antara lain; SUT1, SUT2 dan SUT4. SUT1 memiliki afinitas yang tinggi terhadap sukrosa dan daya muat yang rendah terhadap sukrosa. SUT2 mempunyai sifat afinitas rendah dan daya muat pengangkutannya tinggi. Sedangkan protein SUT4 mempunyai afinitas rendah dan daya muat pengangkutan yang rendah Pentingnya SUT1 dalam tanaman mendorong banyak penelitian mengarah pada deteksi keberadaan SUT1 dalam tanaman karena sifat SUT1 yang paling diantara famili SUT. Deteksi protein tanaman dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain: western blotting, double diffusion, dan immunohistokimia menggunakan antibodi spesifik sebagai probe. Antibodi merupakan immunoglobulin yang disintesis oleh hewan sebagai respon terhadap substansi asing yang masuk ke dalam tubuh. Setiap antibodi memiliki afinitas spesifik terhadap materi asing yang memicu sintesis antibodi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya SUT1 pada tanaman dan belum tersedianya antibodi SUT1 maka perlu dilakukan pembuatan antibodi SUT1 untuk mendeteksi keberadaan SUT1 dalam tanaman sehingga dapat dipelajari proses translokasi sukrosa. Lebih lanjut penelitian bermanfaat sebagai acuan dalam upaya untuk meningkatkan transport dan kandungan sukrosa pada tanaman. Pembuatan antibodi dilakukan pada New Zaeland White Rabbit menggunakan antigen protein rekombinan SUT1 hasil overekspresi E. coli strain Bl-21 yang telah disisipi vektor mengandung cDNA-SoSUT1. Antigen dicampur dengan Freund’s adjuvant dan diimunisasi secara subkutan. Antibodi yang terbentuk digunakan untuk analisis molekuler tanaman seperti deteksi keberadaan protein SUT1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibodi terdeteksi pada minggu ke-5 setelah imunisasi pertama dan minggu kedua setelah booster pertama, namun titer antibodi masih rendah. Titer antibodi meningkat sampai pada minggu ke-8 setelah injeksi pertama dan mengalami penurunan pada minggu ke-9. Deteksi titer antibodi menunjukkan bahwa antibodi yang didapat memliki titer yang tinggi karena mampu mendeteksi antigen protein rekombinan pada konsentrasi 1 nanogram dengan pengenceran antibodi 1 : 2000. Sedangkan deteksi SUT1 pada tanaman mampu mendeteksi keberadaan SUT1 pada fraksi insoluble dengan ukuran ± 75 kDa dan ± 25 kDa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810401096;
dc.subjectPembuatan Antibodi Poliklonal Protein Sucrose Transporter Menggunakan Antigen Protein Rekombinan SUT1 dari Tanaman Tebuen_US
dc.titlePEMBUATAN ANTIBODI POLIKLONAL PROTEIN SUCROSE TRANSPORTER MENGGUNAKAN ANTIGEN PROTEIN REKOMBINAN SUT1 DARI TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record