PEMBUATAN ANTIBODI POLIKLONAL PROTEIN SUCROSE TRANSPORTER MENGGUNAKAN ANTIGEN PROTEIN REKOMBINAN SUT1 DARI TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)
Abstract
Sucrose transporter (SUT) merupakan protein translokator pada proses
translokasi hasil fotoasimilasi dalam bentuk sukrosa dari organ source menuju organ
penyimpanan (sink). Protein ini diketahui terdapat pada membran plasma.
Berdasarkan analisis filogenetik gen SUT dibagi menjadi tiga subfamili antara lain;
SUT1, SUT2 dan SUT4. SUT1 memiliki afinitas yang tinggi terhadap sukrosa dan
daya muat yang rendah terhadap sukrosa. SUT2 mempunyai sifat afinitas rendah dan
daya muat pengangkutannya tinggi. Sedangkan protein SUT4 mempunyai afinitas
rendah dan daya muat pengangkutan yang rendah
Pentingnya SUT1 dalam tanaman mendorong banyak penelitian mengarah
pada deteksi keberadaan SUT1 dalam tanaman karena sifat SUT1 yang paling
diantara famili SUT. Deteksi protein tanaman dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain: western blotting, double diffusion, dan immunohistokimia
menggunakan antibodi spesifik sebagai probe. Antibodi merupakan immunoglobulin
yang disintesis oleh hewan sebagai respon terhadap substansi asing yang masuk ke
dalam tubuh. Setiap antibodi memiliki afinitas spesifik terhadap materi asing yang
memicu sintesis antibodi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya
SUT1 pada tanaman dan belum tersedianya antibodi SUT1 maka perlu dilakukan
pembuatan antibodi SUT1 untuk mendeteksi keberadaan SUT1 dalam tanaman
sehingga dapat dipelajari proses translokasi sukrosa. Lebih lanjut penelitian
bermanfaat sebagai acuan dalam upaya untuk meningkatkan transport dan kandungan
sukrosa pada tanaman.
Pembuatan antibodi dilakukan pada New Zaeland White Rabbit menggunakan
antigen protein rekombinan SUT1 hasil overekspresi E. coli strain Bl-21 yang telah
disisipi vektor mengandung cDNA-SoSUT1. Antigen dicampur dengan Freund’s
adjuvant dan diimunisasi secara subkutan. Antibodi yang terbentuk digunakan untuk
analisis molekuler tanaman seperti deteksi keberadaan protein SUT1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibodi terdeteksi pada minggu ke-5
setelah imunisasi pertama dan minggu kedua setelah booster pertama, namun titer
antibodi masih rendah. Titer antibodi meningkat sampai pada minggu ke-8 setelah
injeksi pertama dan mengalami penurunan pada minggu ke-9. Deteksi titer antibodi
menunjukkan bahwa antibodi yang didapat memliki titer yang tinggi karena mampu
mendeteksi antigen protein rekombinan pada konsentrasi 1 nanogram dengan
pengenceran antibodi 1 : 2000. Sedangkan deteksi SUT1 pada tanaman mampu
mendeteksi keberadaan SUT1 pada fraksi insoluble dengan ukuran ± 75 kDa dan ±
25 kDa.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]