• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Medical
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PENGARUH SARI KEDELAI SEBAGAI PENGHAMBAT PROLIFERASI SEL PADA KANKER HEPAR TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA)

    Thumbnail
    View/Open
    Dhea Anyssa Rachmawati.pdf (4.063Mb)
    Date
    2013-12-03
    Author
    Dhea Anyssa Rachmawati
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kanker merupakan salah satu jenis penyakit ganas yang telah ada di sekitar kita. Selama ini penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh sebagian besar masyarakat dunia. Upaya-upaya pencegahan untuk penyakit kanker sudah dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk terapi kanker seperti dengan pembedahan, radiasi, maupun kemoterapi. Penemuan suatu agen pencegah kanker yang berasal dari alam kian diminati oleh masyarakat karena bahan alam tidak berbahaya bagi tubuh mengingat terapi kanker yang ada selama ini memiliki efek samping yang sangat berbahaya terhadap tubuh kita. Untuk itu diperlukan suatu usaha dalam rangka menggali potensi alam sebagai agen preventif. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat mencegah sekaligus menghambat proliferasi dari sel kanker adalah kedelai. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia yang mengandung berbagai macam gizi yang diperlukan oleh tubuh. Kedelai juga mengandung suatu isoflavon yaitu suatu senyawa fitoestrogen yang memiliki aktivitas sebagai agen preventif. Tingginya kandungan isoflavon dalam kedelai dapat menjadi dasar pemanfaatan sari kedelai sebagai pencegah kanker hepar. Penghambatan sel kanker oleh isoflavon dicapai melalui mekanisme perbaikan regulasi siklus sel yang menyebabkan proliferasi gen abnormal menurun. Secara in vitro, sari kedelai terbukti dapat menghambat proses karsinogenesis (Pawiharsono, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen preventif baru termasuk untuk kanker hepar, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh sari kedelai terhadap gambaran proliferasi sel pada kanker hepar tikus wistar yang diinduksi 7,12Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris (Pratiknya, 2003) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling dengan 2 kelompok kontrol, yaitu kontrol negatif (pemberian pur dan aquadest) dan kontrol positif (pemberian DMBA) serta 3 kelompok perlakuan, yaitu P (pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 5mg/hari, P (Pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 10 mg/hari), dan P 3 ix 2 (Pemberian DMBA dan sari kedelai dosis 20 mg/hari). Setiap kelompok perlakuan dilakukan pemeriksaan histopatologi menggunakan pewarnaan imunohistokimia dengan metode PCNA (Proliferating Cell Nuclear Antigen) pada mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali. Hasil dari pemeriksaan didapatkan rerata gambaran proliferasi sel hepar tikus masingmasing kelompok adalah K (-) = 23,00, K (+) = 49,00 P 1 = 39,20, P = 26,20. Terdapat penurunan proliferasi sel pada kelompok P seiring dengan dosis pemberian sari kedelai yang tertinggi. Analisis data meggunakan one way ANOVA dan diperoleh perbedaan rerata proliferasi sel pada kanker hepar pada 5 kelompok, sehingga perlu dilakukan uji lanjutan dengan analisis Post Hoc menggunakan tes Tukey HSD untuk mengetahui kelompok mana saja yang mempunyai perbedaan proliferasi. 3 Pada uji Post Hoc didapatkan nilai signifikansi yang tidak bermakna antara K(-) dan P2, P3, antara P1 dan K(+), P2, serta antara P2 dan P3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gambaran proliferasi sel pada kanker hepar memiliki persamaan gambaran proliferasi. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa kelompok P1 sudah mampu menurunkan proliferasi, namun dosis 5 mg/hari belum dapat digunakan sebagai dosis yang dapat menurunkan angka proliferasi secara optimal. Hasil uji Post Hoc kelompok P2 dan P3 sudah memiliki gambaran proliferasi yang sama dengan kontrol negatif. Dari hasil rerata jumlah penurunan proliferasi sel, P3 (20 mg/hari) merupakan dosis yang mampu menurunkan angka proliferasi sel yang optimal.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2993
    Collections
    • UT-Faculty of Medical [1539]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository