Show simple item record

dc.contributor.authorAyunita Tri Wirattami
dc.date.accessioned2013-12-03T06:41:59Z
dc.date.available2013-12-03T06:41:59Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101045
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2976
dc.description.abstractStaphylococcus aureus adalah patogen utama pada manusia. Hampir setiap orang pernah mengalami berbagai infeksi S. aureus selama hidupnya, dari keracunan makanan berat atau infeksi kulit yang kecil, sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan (Jawetz et al., 2001). Penggunaan antibiotik secara besarbesaran untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi. Banyak strain dari Pneumococcus, Enterococcus, Tuberculosis, Klebsiella dan Pseudomonas aeruginosa telah resisten terhadap banyak antibiotik, termasuk juga Staphylococcus juga telah resisten (Ganiswarna, 1999). Bernando et al. (2008) menyatakan bahwa hampir semua strain bakteri S. aureus yang diteliti di Brazil resisten terhadap penisillin-G, amoxicillin, aztreonam, dan ampicillin. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya resistensi bakteri harus diimbangi dengan penemuan obat baru. Hal ini mendorong untuk ditemukannya produk alternatif, salah satunya adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Sarang semut memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, tanin dan polifenol yang pada penelitian menyebutkan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat berperan langsung sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) aktivitas antibakteri ekstrak air sarang semut terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro, (2) besar Konsentrasi Hambat Minimal ekstrak air sarang semut dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah S. aureus. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah ekstrak air sarang semut dengan konsentrasi 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2 mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml; 500 mg/ml, 1000 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah larutan aquades steril dan kontrol positifnya adalah suspensi sefaleksin. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri ekstrak air sarang semut terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro adalah metode difusi dengan cara sumuran. Data yang diperoleh adalh diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Data kemudian dianalisis dengan uji Regresi Linear dengan α= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan behwa ekstrak air sarang semut tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro dan Konsentrasi Hambat Minimal ekstrak air terhadap pertumbuhan S. aureus secara kualitatif dan kuantitatif tidak dapat ditentukan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101045;
dc.subjectAIR SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureusen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record