UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Abstract
Staphylococcus aureus adalah patogen utama pada manusia. Hampir setiap
orang pernah mengalami berbagai infeksi S. aureus selama hidupnya, dari
keracunan makanan berat atau infeksi kulit yang kecil, sampai infeksi yang tidak
bisa disembuhkan (Jawetz et al., 2001). Penggunaan antibiotik secara besarbesaran
untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi.
Banyak strain dari Pneumococcus, Enterococcus, Tuberculosis, Klebsiella dan
Pseudomonas aeruginosa telah resisten terhadap banyak antibiotik, termasuk juga
Staphylococcus juga telah resisten (Ganiswarna, 1999). Bernando et al. (2008)
menyatakan bahwa hampir semua strain bakteri S. aureus yang diteliti di Brazil
resisten terhadap penisillin-G, amoxicillin, aztreonam, dan ampicillin. Oleh
karena itu, seiring dengan meningkatnya resistensi bakteri harus diimbangi
dengan penemuan obat baru. Hal ini mendorong untuk ditemukannya produk
alternatif, salah satunya adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Sarang
semut memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, tanin dan polifenol
yang pada penelitian menyebutkan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat
berperan langsung sebagai antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) aktivitas
antibakteri ekstrak air sarang semut terhadap pertumbuhan S. aureus secara in
vitro, (2) besar Konsentrasi Hambat Minimal ekstrak air sarang semut dalam
menghambat pertumbuhan S. aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah True
Experimental Design dengan rancangan Posttest Only Control Group Design.
Sampel yang digunakan adalah S. aureus. Konsentrasi larutan uji yang digunakan
adalah ekstrak air sarang semut dengan konsentrasi 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2
mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml; 500 mg/ml, 1000 mg/ml sedangkan
kontrol negatifnya adalah larutan aquades steril dan kontrol positifnya adalah
suspensi sefaleksin. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri ekstrak
air sarang semut terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro adalah metode
difusi dengan cara sumuran. Data yang diperoleh adalh diameter zona hambat
pada media Mueller Hinton. Data kemudian dianalisis dengan uji Regresi Linear
dengan α= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan behwa ekstrak air sarang semut tidak
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro
dan Konsentrasi Hambat Minimal ekstrak air terhadap pertumbuhan S. aureus
secara kualitatif dan kuantitatif tidak dapat ditentukan. Hal ini ditunjukkan dengan
tidak terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]