Show simple item record

dc.contributor.authorFirman Maulana Fadil
dc.date.accessioned2013-12-03T06:35:21Z
dc.date.available2013-12-03T06:35:21Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM080110201031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2967
dc.description.abstractPerilaku berbahasa adalah aktivitas berbahasa yang diperagakan oleh seseorang ketika dihadapkan pada situasi komunikasi tertentu. Aktivitas berbahasa dapat berupa pilihan bahasa, ciri bahasa, penggunaan kode, alih ragam, alih giliran berbicara, alih kode dan campur kode. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perilaku berbahasa yang terjadi di Pondok pesantren Miftahul Ulum Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Penelitian ini berdasar pada aktivitas berbahasa, fenomena penggunaan dan pemilihan bahasa sesuai konteks yang menyertai santri penutur bahasa Madura. Permasalahan yang dikaji adalah (1) perilaku berbahasa santri penutur bahasa Madura dan (2) faktorfaktor yang melatarbelakangi pemilihan bahasa santri penutur bahasa Madura. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode dan teknik penyediaan data menggunakan metode simak dengan pengamatan terlibat dan pengamatan tidak terlibat. Selanjutnya metode padan digunakan dalam tahap analisis data. Hasil analisis perilaku berbahasa santri penutur bahasa Madura disajikan dalam bentuk pemaparan deksriptif dengan penggunaan kata-kata sebagai instrumen penyaji. Perilaku berbahasa santri penutur BM dibagi menjadi 3 bagian. (1) santri terhadap sesama santri, (2) santri terhadap ustadz, dan (3) santri terhadap kyai. Pada tataran perilaku berbahasa terhadap mitra tutur sesama santri, dibagi lagi menjadi dua bagian yakni perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama penutur BM dan perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap penutur BJ. Dari perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama santri penutur BM, dihasilkan BM ragam enjâ’-iyâ, dan BM ragam engghi-enten sebagai pilihan bahasa. Terhadap santri penutur BJ, santri penutur BM menggunakan dua pilihan viii bahasa yaitu BI dan BI yang diselingi BM. Bahasa yang dipilih sebagai kode bahasa santri penutur BM terhadap ustadz ada dua varian, yaitu BM ragam engghi-enten dan BM engghi-bhunten. Pada perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap kyai, pilihan bahasa yang digunakan sebagai kode bahasa adalah BM ragam engghi-bhunten. Peristiwa alih kode dan campur kode hanya terjadi pada tataran perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama santri. Alih kode yang terjadi berupa peralihan antara BM dengan BI. Campur kode yang terjadi berupa penggabungan unsur-unsur kata milik BM, BI, dan BA. Faktor-faktor yang melatarbekangi pemilihan bahasa santri penutur BM terhadap mitra tutur: (1) faktor sosial meliputi (a) faktor keakraban, BM yang digunakan adalah ragam enjâ’-iyâ bagi yang akrab sedangkan engghi-enten digunakan bagi yang tidak akrab dan penggunaan BI yang diselingi BM terhadap santri penutur BJ yang akrab serta BI terhadap yang kurang akrab; (b) faktor perbedaan umur, terhadap santri yang lebih tua menggunakan BM ragam engghienten dan terhadap yang lebih muda menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (c) faktor perbedaan status sosial, terhadap kyai menggunakan BM ragam èngghi-bhunten; (d) faktor tingkatan kelas, terhadap santri yang tingkatan kelasnya lebih tinggi menggunakan BM ragam engghi-enten dan tehadap yang lebih rendah kelasnya menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (e) faktor situasi percakapan, terhadap ustadz dalam situasi formal menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ dan dalam situasi nonformal menggunakan BM ragam engghi-enten ; (f) jumlah partisipan, terlibatnya orang ketiga dalam percakapan menyebabkan peralihan bahasa dari BM ragam enjâ’-iyâ ke BM engghi-bhunten dan BM beralih ke BI. (2) faktor psikologis meliputi (a) faktor keseganan, terhadap santri yang disegani menggunakan BM ragam engghi-enten dan yang tidak disegani menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (b) faktor penyesuaian terhadap mitra tutur, terhadap santri penutur BJ, menggunakan BI. (3) faktor budaya meliputi (a) faktor konsep budaya, terhadap semua penutur, menggunakan BI, BA dan BIng hanya sekadar untuk menyebut istilah atau ungkapan; (b) Kebiasaan, secara umum BM ragam enjâ’-iyâ, engghi-enten dan BI digunakan oleh santri karena telah terbiasa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080110201031;
dc.subjectPERILAKU BERBAHASA SANTRI, BAHASA MADURAen_US
dc.titlePERILAKU BERBAHASA SANTRI PENUTUR BAHASA MADURA DI PONDOK PESANTREN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record