• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERILAKU BERBAHASA SANTRI PENUTUR BAHASA MADURA DI PONDOK PESANTREN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

    Thumbnail
    View/Open
    Firman Maulana Fadil_001.pdf (307.2Kb)
    Date
    2013-12-03
    Author
    Firman Maulana Fadil
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Perilaku berbahasa adalah aktivitas berbahasa yang diperagakan oleh seseorang ketika dihadapkan pada situasi komunikasi tertentu. Aktivitas berbahasa dapat berupa pilihan bahasa, ciri bahasa, penggunaan kode, alih ragam, alih giliran berbicara, alih kode dan campur kode. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perilaku berbahasa yang terjadi di Pondok pesantren Miftahul Ulum Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Penelitian ini berdasar pada aktivitas berbahasa, fenomena penggunaan dan pemilihan bahasa sesuai konteks yang menyertai santri penutur bahasa Madura. Permasalahan yang dikaji adalah (1) perilaku berbahasa santri penutur bahasa Madura dan (2) faktorfaktor yang melatarbelakangi pemilihan bahasa santri penutur bahasa Madura. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode dan teknik penyediaan data menggunakan metode simak dengan pengamatan terlibat dan pengamatan tidak terlibat. Selanjutnya metode padan digunakan dalam tahap analisis data. Hasil analisis perilaku berbahasa santri penutur bahasa Madura disajikan dalam bentuk pemaparan deksriptif dengan penggunaan kata-kata sebagai instrumen penyaji. Perilaku berbahasa santri penutur BM dibagi menjadi 3 bagian. (1) santri terhadap sesama santri, (2) santri terhadap ustadz, dan (3) santri terhadap kyai. Pada tataran perilaku berbahasa terhadap mitra tutur sesama santri, dibagi lagi menjadi dua bagian yakni perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama penutur BM dan perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap penutur BJ. Dari perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama santri penutur BM, dihasilkan BM ragam enjâ’-iyâ, dan BM ragam engghi-enten sebagai pilihan bahasa. Terhadap santri penutur BJ, santri penutur BM menggunakan dua pilihan viii bahasa yaitu BI dan BI yang diselingi BM. Bahasa yang dipilih sebagai kode bahasa santri penutur BM terhadap ustadz ada dua varian, yaitu BM ragam engghi-enten dan BM engghi-bhunten. Pada perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap kyai, pilihan bahasa yang digunakan sebagai kode bahasa adalah BM ragam engghi-bhunten. Peristiwa alih kode dan campur kode hanya terjadi pada tataran perilaku berbahasa santri penutur BM terhadap sesama santri. Alih kode yang terjadi berupa peralihan antara BM dengan BI. Campur kode yang terjadi berupa penggabungan unsur-unsur kata milik BM, BI, dan BA. Faktor-faktor yang melatarbekangi pemilihan bahasa santri penutur BM terhadap mitra tutur: (1) faktor sosial meliputi (a) faktor keakraban, BM yang digunakan adalah ragam enjâ’-iyâ bagi yang akrab sedangkan engghi-enten digunakan bagi yang tidak akrab dan penggunaan BI yang diselingi BM terhadap santri penutur BJ yang akrab serta BI terhadap yang kurang akrab; (b) faktor perbedaan umur, terhadap santri yang lebih tua menggunakan BM ragam engghienten dan terhadap yang lebih muda menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (c) faktor perbedaan status sosial, terhadap kyai menggunakan BM ragam èngghi-bhunten; (d) faktor tingkatan kelas, terhadap santri yang tingkatan kelasnya lebih tinggi menggunakan BM ragam engghi-enten dan tehadap yang lebih rendah kelasnya menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (e) faktor situasi percakapan, terhadap ustadz dalam situasi formal menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ dan dalam situasi nonformal menggunakan BM ragam engghi-enten ; (f) jumlah partisipan, terlibatnya orang ketiga dalam percakapan menyebabkan peralihan bahasa dari BM ragam enjâ’-iyâ ke BM engghi-bhunten dan BM beralih ke BI. (2) faktor psikologis meliputi (a) faktor keseganan, terhadap santri yang disegani menggunakan BM ragam engghi-enten dan yang tidak disegani menggunakan BM ragam enjâ’-iyâ; (b) faktor penyesuaian terhadap mitra tutur, terhadap santri penutur BJ, menggunakan BI. (3) faktor budaya meliputi (a) faktor konsep budaya, terhadap semua penutur, menggunakan BI, BA dan BIng hanya sekadar untuk menyebut istilah atau ungkapan; (b) Kebiasaan, secara umum BM ragam enjâ’-iyâ, engghi-enten dan BI digunakan oleh santri karena telah terbiasa.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2967
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2313]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository