Show simple item record

dc.contributor.authorVina Musabbihatun Nisa’
dc.date.accessioned2013-12-03T04:31:49Z
dc.date.available2013-12-03T04:31:49Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM091610101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2846
dc.description.abstractLuka yang timbul akibat perawatan jaringan lunak dan jaringan keras rongga mulut diharapkan dapat sembuh secara fisiologis dengan melalui beberapa fase penyembuhan luka. Proses ini dimulai dari munculnya sel-sel radang sebagai tanda inflamasi, diikuti adanya perbaikan jaringan ikat dan akhirnya terbentuk epitel baru yang menutupi daerah luka. Luka di rongga mulut sering mengganggu serta menimbulkan rasa tidak nyaman. Luka tersebut seringkali terbuka karena letaknya yang sulit dijangkau sehingga penanganannya sulit. Luka yang terbuka rentan terkena kontaminasi bakteri dapat menaikkan respon sel radang sehingga inflamasi menjadi semakin lama dan penyembuhan luka terhambat. Oleh karena itu, dicari upaya untuk menekan fase inflamasi agar luka segera mengalami proses penyembuhan. Obat kimia yang digunakan sebagai standar penilaian efek obat sejenis antiinflamasi adalah Aspirin. Aspirin merupakan derivat asam salisilat yang memiliki efek luas sebagai antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Aspirin dan derivat - derivat asam salisilat yang lain memiliki efek samping terhadap organ dalam tubuh. Hal ini yang mendasari pencarian bahan-bahan alami sebagai obat. Salah satu tanaman obat yang telah lama digunakan masyarakat adalah daun singkong (Manihot esculenta). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pemberian ekstrak daun Singkong (Manihot esculenta) dalam meningkatkan proses penyembuhan luka gingiva tikus. Penelitian merupakan penelitian jenis eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the posttest only control group design. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus Wistar jantan berjumlah 27 ekor yang viii dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, setiap kelompok perlakuan dibagi menjadi 3 waktu pengamatan. Pembuatan luka dilakukan pada gingiva sebelah kanan rahang bawah dengan menggunakan punch biopsy 2,5 mm. Pada ketiga kelompok perlakuan masing-masing diberikan CMC Na 0,5% sebagai kontrol negatif, Aspirin sebagai kontrol positif, dan ekstrak daun Singkong (Manihot esculenta) sebagai kelompok perlakuan. Hewan coba didekaputasi pada hari ke-1, ke-3 dan ke-7 kemudian dibuat preparat histologis dengan pewarnaan Haematoxylyn eosin. Jaringan luka dilihat menggunakan mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 400x. Hasil penelitian diamati secara klinis dan histologis. Pengamatan secara klinis meliputi bentuk luka, warna gingiva luka, dan kerusakan jaringan yang terjadi. Sedangkan pengamatan histologis meliputi kepadatan sel-sel radang, pembentukan jaringan ikat, pembentukan pembuluh darah, dan pembentukan sel-sel epitel. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak daun Singkong memiliki potensi sebagai antiinflamasi yang hampir sama dengan Aspirin. Pada hari ke-7 menunjukkan penyembuhan luka kelompok ekstrak daun Singkong lebih cepat daripada kelompok kontrol negatif maupun kelompok Aspirin. Peningkatan proses penyembuhan ini diduga karena ekstrak daun Singkong memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, tannin, saponin, protein dan vitamin C. Kandungan-kandungan tersebut berperan sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, antiskorbut, mempercepat sintesis kolagen dan melindungi sel-sel tubuh dari kontaminasi bakteri.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101060;
dc.subjectEkstrak Daun Singkong,Luka Gingivaen_US
dc.titleEFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA TIKUS (Rattus norvegicus)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record