Show simple item record

dc.contributor.authorBernadetta Christy Putri Dewanty
dc.date.accessioned2013-12-03T03:50:19Z
dc.date.available2013-12-03T03:50:19Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101009
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2783
dc.description.abstractInfeksi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas masyarakat di seluruh dunia. Infeksi disebabkan oleh organisme patogen, baik virus, parasit, jamur maupun bakteri. Infeksi dapat terjadi ketika imunitas menurun, sanitasi lingkungan yang buruk dan penyakit pendahulu. Menurut Jawets et al. (2006), Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi peringkat keempat di Indonesia dengan presentasi sebesar 5,71% dari total infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa tahun terakhir Salmonella sp. menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Sehubungan dengan mahalnya biaya terapi demam tifoid dan timbulnya banyak resistensi antibiotik terhadap S. typhi maka perlu dikembangkan suatu inovasi baru mengenai pemanfaatan tanaman sebagai antibiotik salah satunya adalah daun binahong. Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah saponin, alkaloid, polifenol, dan flavonoid yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordofolia (Ten.) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi secara in vitro, (2) KHM (Kadar Hambat Minimum) ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordofolia (Ten.) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi secara in vitro. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian eksperimen semu ( Quasi Experimental Designs). Sampel yang digunakan adalah bakteri S.typhi yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi perlakuan dengan ekstrak etanol daun binahong dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi arutan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol daun binahong dengan konsentrasi 1,95 mg/ml; 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2 mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; dan 250 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah larutan NaCMC 0,5%, dan kontrol positifnya adalah suspensi kloramfenikol. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S.typhi pada media Mueller Hinton. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S.typhi pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 1,95 mg/ml; 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2 mg/ml; 62,5 mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml berturut-turut yaitu 0,7 cm; 1,34 cm; 1,64 cm; 1,89 cm; 2,17 cm; 2,54 cm; 2,91 cm; dan 3,1 cm. Data kemudian dianalisis dengan uji regresi linear. Hasil analisis dengan uji regresi linier didapatkan adanya perbedaan yang bermakna pada berbagai tingkat konsentrasi ekstrak etanol daun binahong terhadap pertumbuhan S.typhi secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S.typhi secara in vitro. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun binahong maka diameter zona hambat yang terbentuk semakin besar. Selain itu, ekstrak etanol daun binahong memiliki Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) terhadap pertumbuhan S.typhi secara kualitatif adalah lebih besar dari 3,9 mg/ml, sedangkan secara kuantitatif menggunakan Uji Regresi Linear didapatkan KHM sebesar 1,32mg/mlen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101009;
dc.subjectantibakteri, etanol, daun binahongen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record