PENGELOMPOKAN GENOTIPE JAGUNG BERDASARKAN TINGKAT KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DAN DAYA HASILNYA
Abstract
Penyakit bulai pada tanaman jagung yang disebabkan jamur
Peronosclerospora maydis merupakan penyakit utama pada jagung yang dapat
menimbulkan kerugian hingga 70% terutama pada musim penghujan dimana
kelembapan dan suhu udara tinggi.
Pengujian sebelas genotipe jagung terhadap penyakit bulai telah dilakukan
di desa Arjasa, kecamatan Arjasa, kabupaten Jember mulai bulan Januari-Mei
2003. Sebelas genotipe yang diujikan terdiri dari enam varietas jagung bersari
bebas (Arjuna, Lagaligo, Bisma, Wisanggeni, Bayu dan HB), serta lima genotipe
jagung manis (SD2, Leuwi kopo putih, Leuwi kopo merah, T1 dan S1).
Inokulasi dilakukan secara alami di lapang dan secara buatan di rumah
plastik. Inokulasi alami dilakukan dengan cara menanam tanaman terserang
sebagai sumber inokulum di sekitar tanaman sebelum penanaman benih jagung.
Inokulasi buatan dilakukan dengan meneteskan suspensi konidia spora pada
kerapatan 2x104, 3x105 dan 4x106 konidiaspora/ml. Inokulasi dengan kerapatan
3x105 dan 4x106 konidiaspora/ml terlalu tinggi menyebabkan semua genotipe
jagung mati terinfeksi bulai. Inokulasi buatan kerapatan 2x104 konidiaspora/ml
menyebabkan beberapa populasi jagung gagal menghasilkan biji, dengan demikian
pengelompokan tanaman hanya dilakukan berdasarkan hasil inokulasi alami.
Populasi genotipe jagung pada pengelompokan dengan kesamaan genetik
25% dibagi dalam 4 kelompok yaitu: kelompok I beranggotakan Lagaligo, SD2,
Leuwi kopo Putih, Wisanggeni, Arjuna, Leuwi kopo Merah, Bayu dan HB
merupakan kelompok dengan ketahanan medium dan daya hasil rendah.
Kelompok II beranggotakan Bisma merupakan kelompok dengan ketahanan paling
baik dan daya hasil terbaik. Kelompok III beranggotakan S1 merupakan kelompok
dengan ketahanan rentan. Kelompok IV beranggotakan T1 merupakan kelompok
dengan ketahanan sangat rentan dan daya hasil sangat rendah.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]