dc.description.abstract | Cokelat merupakan komoditi perkebunan bernilai jual tinggi dan
merupakan jenis produk makanan olahan yang sangat disukai oleh seluruh
penduduk dunia. Produk-produk makanan berbasis cokelat menjadi produk yang
dikonsumsi oleh semua kalangan strata sosial karena mengandung nutrisi yang
sangat bermanfaat untuk kesehatan, tetapi pada beberapa orang yang sensitif
terhadap protein akan mengalami kelainan atau alergi apabila mengkonsumsi
cokelat. Protein yang terdapat pada cokelat memicu sistem kekebalan reaksi.
Antibodi dan histamin merupakan pengaruh metabolisme yang terbentuk untuk
menetralisir protein cokelat. Selain proses selama produksi, penanaman jenis
kakao berkadar protein alergenik rendah sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan “hypoallergenic chocolates” atau cokelat rendah protein alergenik
yang dapat dikonsumsi oleh konsumen penderita alergi terhadap protein.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kandungan protein alergenik di dalam
biji kakao pada beberapa klon tanaman. Penelitian protein alergi ini menggunakan
metode western blotting yaitu metode imunologi untuk mengetahui reaksi protein
alergi pada kakao terhadap antibodi dari penderita alergi yang diisolasi dari darah
masing-masing penderita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon kakao yang
memiliki kandungan protein alergenik yang tinggi terdapat pada klon UIT 1, Klon
DR 8 dan klon RCC 73 berdasarkan ketebalan pita protein yang terbentuk,
sedangkan pada klon kakao PA 300, RCC 70, DRC 71, ICS 60, RCC 70
Fermentasi dan DR 38 Fermentasi menunjukkan pita protein yang tipis, sehingga
mengandung protein alergenik yang lebih rendah dibandingan ketiga klon-klon
kakao tersebut. Dengan demikian, untuk menghasilkan cokelat yang aman untuk
dikonsumsi oleh semua orang, maka klon-klon yang digunakan haruslah klon
yang mengandung protein alergenik yang rendah. | en_US |