Show simple item record

dc.contributor.authorM. Lutfi Mubarrok
dc.date.accessioned2014-01-29T13:26:54Z
dc.date.available2014-01-29T13:26:54Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM031510401083
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/27171
dc.description.abstractKebutuhan kedelai nasional pada saat ini belum terpenuhi sehingga Indonesia masih impor, karena saat ini komoditas kedelai tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan dan bahan baku industri pangan tetapi juga ditempatkan sebagai bahan makanan sehat dan bahan baku industri non-pangan. Penyebab utama rendahnya produksi kedelai di Indonesia ialah masalah gangguan hama dan penyakit tanaman. Penyakit yang sering merusak tanaman kedelai ialah karat daun kedelai, Phakopsora pachyrhizi Syd. Salah satu upaya untuk mengatasi penurunan produksi kedelai akibat karat daun kedelai yaitu dengan penggunaan varietas tahan yang memiliki keunggulan produksi tinggi. Genotipe kedelai UNEJ-1 dan UNEJ-2 yang dilaporkan sebagai genotipe dengan keunggulan produksi tinggi dan agak tahan karat daun kedelai, saat ini sifat keunggulannya dikembangkan dengan mengintroduksikan sifat ukuran biji besar dari kedelai Edamame (Ryokoh-75) melalui uji silang balik. Pada setiap tahap hasil uji silang balik dalam proses perbaikan genotipe tersebut, respon genotipe UNEJ-1 dan UNEJ-2 terhadap infeksi patogen karat daun kedelai masih perlu diuji. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan terhadap hasil uji silang balik pada generasi segregasi kelima genotipe UNEJ-1 dan UNEJ-2. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui derajad hubungan tingkat keparahan infeksi karat daun kedelai pada dua genotipe tersebut dengan produksi, dan menilai sejauh mana tingkat keparahan infeksi karat daun kedelai tersebut berdampak terhadap penurunan produksi. Benih kedelai genotipe UNEJ-1 dan UNEJ-2, ditanam pada petak percobaan berukuran 0,4 m x 4,5 m (berisi 160 tanaman) dengan jarak lubang tanam 40 cm x 15 cm dan setiap lubang tanaman digunakan dua benih. Pengujian dilaksanakan di kebun percobaan BALITKABI Muneng Probolinggo pada musim tanam MK-1. Infeksi karat daun kedelai terjadi secara alami, dan tingkat keparahan penyakit karat daun kedelai pada setiap genotipe diamati pada tanaman umur 60, 70, dan 80 hari setelah tanam (HST). Keparahan penyakit diukur dengan menentukan intensitas penyakit berdasarkan katagori kepadatan bercak karat dengan skala 1-4, menggunakan rumus: IP = [∑(n x v)/(N x V) ] X 100% (IP = intensitas penyakit, n = jumlah daun pada setiap katagori, v = nilai skala kepadatan bercak karat 1, 2,.., dan 4; N = jumlah daun yang diamati, V = nilai skala tertinggi). Skala kepadatan bercak karat pada daun yaitu 1 = tidak ada bercak karat/cm², 2 = 1-8 bercak karat/cm², 3 = 9-16 bercak karat/cm², dan 4 = lebih 16 bercak karat/cm². Pengukuran IP dilakukan pada daun-daun dari 1/3 tanaman bagian paling bawah, 1/3 tanaman bagian tengah, dan 1/3 tanaman bagian paling atas pada setiap tanaman contoh. Hubungan tingkat keparahan penyakit karat daun kedelai dengan produksi diamati pada setiap genotipe yang diuji dengan mengukur komponen produksi yang meliputi jumlah polong (hampa dan bernas), jumlah biji per tanaman, berat biji per tanaman, dan berat 100 biji. Percobaan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) subsampling terdiri atas dua perlakuan (genotipe), tiga ulangan dan 10 anak contoh. Perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan uji DMRT pada taraf kepercayaan 5%. Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan tingkat keparahan penyakit antara genotipe UNEJ-1 dengan genotipe UNEJ-2. Tingkat keparahan penyakit pada genotipe UNEJ-1 menunjukkan nilai IP lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe UNEJ-2, namun tingkat keparahan kedua genotipe tersebut masih dikatagorikan sedang. Ada korelasi antara tingkat keparahan penyakit karat daun kedelai dengan beberapa komponen produksi, dan terdapat korelasi negatif khususnya pada berat biji per tanaman. Genotipe UNEJ-1 juga menunjukkan penurunan berat 100 biji lebih besar dibandingkan genotipe UNEJ-2, tetapi UNEJ-1 masih memiliki kelebihan dengan ukuran biji yang lebih besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031510401083;
dc.subjectingkat Keparahan Infeksi Karat Daun Kedelai dengan Produksi pada Generasi Segregasi Kelima Genotipeen_US
dc.titleDERAJAT HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN INFEKSI KARAT DAUN KEDELAI DENGAN PRODUKSI PADA GENERASI SEGREGASI KELIMA GENOTIPE UNEJ-1 DAN UNEJ-2en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record