POTENSI SARI BUAH BEBERAPA JENIS CABAI (Capsicum sp.) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP TINGKAT PENURUNAN INFEKSI Bactrocera sp. PADA BUAH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)
Abstract
Cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi, tetapi pada praktik peningkatan mutu menjadi tanaman
yang berdaya jual tinggi seringkali terdapat banyak kendala, salah satunya adalah
serangan hama lalat buah Bactrocera sp. Telur lalat buah yang menetas menjadi larva
dalam buah akan memakan daging buah sebagai bahan makanan selama di dalam
buah, menjadikan buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang, untuk itulah
diperlukan suatu cara pengendalian hama tersebut, salah satunya dengan insektisida
botani. Salah satu jenis tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai insektisida
botani adalah cabai itu sendiri. Senyawa aktif yang dikandung cabai yaitu kapsaisin
yang merupakan senyawa terpenoid yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas dari
cabai (Sukrasno, 1997). Berkaitan dengan pemanfaatan cabai sebagai insektisida
botani, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas beberapa sari buah
cabai sebagai insektisida botani untuk menurunkan infeksi Bactrocera sp. pada buah
cabai merah, mengetahui tingkat kerusakan dan intensitas serangan atau infeksi
Bactrocera sp. pada buah cabai merah setelah penyemprotan.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Agrotekno Park Universitas
Jember pada bulan April 2010 sampai Agustus 2010. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental laboratoris dan racangan petak terbagi (split plot design)
dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Variabel bebas beberapa jenis cabai
(cabai rawit, cabai hijau, dan cabai keriting), serial konsentrasi beberapa sari buah
cabai yaitu 20%, 40% dan 60% serta intensitas penyemprotan beberapa sari buah cabai. Sedangkan variabel terikat berupa densitas buah cabai merah yang jatuh atau
terinfeksi per buah tanaman cabai merah. Analisis data dengan uji ANOVA dengan
tingkat kepercayaan 95% (p<0,05), untuk mengetahui tingkat perbedaan yang
signifikan dari masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan uji LSD dengan tingkat
kepercayaan 95%.
Perlakuan sari buah cabai rawit konsentrasi 20%, 40% dan 60%, cabai merah
yang terinfeksi masing-masing berjumlah tiga, satu dan nol buah. Sedangkan sari
buah cabai hijau konsentrasi 20%, 40% dan 60%, cabai merah yang terinfeksi
masing-masing berjumlah tiga, dua dan dua buah. Sari buah cabai keriting
konsentrasi 20%, 40% dan 60%, cabai merah yang terinfeksi masing-masing
berjumlah tiga, dua dan satu buah. Sementara itu perlakuan kontrol, cabai merah yang
terinfeksi yaitu berjumlah tiga buah cabai.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, sari buah cabai rawit konsentrasi 40%
dan 60% efektif menurunkan infeksi Bactrocera sp. pada buah cabai merah dengan
intensitas serangan masing-masing 33% dan 0%; sedangkan pada konsentrasi 20%
tidak efektif dengan intensitas serangan 100%. Sari buah cabai hijau konsentrasi 20%,
40% dan 60% tidak efektif dengan intensitas serangan masing-masing 100%, 67%
dan 67%. Selanjutnya sari buah cabai keriting konsentrasi 60% efektif dengan
intensitas serangan 33%. Sedangkan untuk konsentrasi 20% dan 40% tidak efektif
dengan intensitas serangan masing-masing 100% dan 67%. Sari buah beberapa jenis
cabai efektif pada intensitas serangan 24,75% sebagai insektisida botani dalam
menurunkan infeksi Bactrocera sp. pada buah cabai merah. Sari buah cabai rawit
merupakan jenis sari buah cabai yang paling efektif dengan intensitas serangan
44,33%. Konsentrasi 60% dari sari buah beberapa jenis cabai adalah konsentrasi yang
paling efektif mengendalikan dan menurunkan infeksi Bactrocera sp. pada buah cabai
merah.