Show simple item record

dc.contributor.authorEka Dyah Wahyu
dc.date.accessioned2013-12-03T02:40:01Z
dc.date.available2013-12-03T02:40:01Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082210101081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2681
dc.description.abstractAngka kematian akibat asap rokok mencapai 5,4 juta/tahun dan dapat meningkat sampai 8 juta/tahun dengan jumlah perokok mencapai 1,3 miliar orang pada tahun 2030 dan 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang (World Health Organization, 2008). Sebagian besar penelitian epidemiologi terhadap efek merokok terbukti bahwa merokok telah meningkatkan risiko kanker paru (Barnoya dan Glantz, 2005). Penyakit tersebut berkaitan dengan meningkatnya stres oksidatif dan berkurangnya antioksidan endogen akibat racun tembakau yang diisap oleh perokok. Oleh karena itu, tubuh perokok memerlukan antioksidan eksogen untuk menangkal radikal bebas (Edyson, 2005). Buah jambu biji merah memiliki potensi di bidang medis sebagai sumber senyawa antioksidan eksogen karena mengandung vitamin C, vitamin E, β-karoten, seng dan selenium (Fonnie, 2007). Dalam penelitian secara in vitro dibuktikan bahwa jus buah jambu biji memiliki aktivitas antiradikal dengan nilai IC50 sebesar 380,74 μg/ml (Pribadi, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jus jambu biji merah (Psidium guajava L.) memiliki kemampuan mencegah kerusakan paru mencit jantan galur Balb-C yang dipapar asap rokok kretek. Dan untuk mengetahui manakah dari ketiga dosis 0,5 ml/hari, 1,0 ml/hari, 2,0 ml/hari jus buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) yang memiliki aktivitas paling kuat dalam mencegah kerusakan paru mencit jantan galur Balb-C yang dipapar asap rokok. Asap rokok, vitamin C dan jus jambu biji merah diberikan kepada mencit sesuai kelompok perlakuan selama 35 hari. Pada hari ke-36 mencit dikorbankan dan viii diambil jaringan parunya untuk dibuat preparat histologi paru. Gambaran histopatologi paru mencit diperiksa dan dilakukan analisis data. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jus jambu biji merah memiliki kemampuan dalam mencegah tingkat keparahan kerusakan jaringan paru. Dosis jus jambu biji 0,5 ml/hari memiliki aktivitas paling kuat, kemudian menurun pada dosis 1,0 ml/hari, dan semakin menurun pada dosis 2,0 ml/hari. Bila dipersentasekan kemampuan jus jambu biji dalam mencegah kerusakan paru pada dosis 0,5 ml/hari, 1,0 ml/hari dan 2,0 ml/hari masing-masing adalah 75% (pada 4 mencit), 60% (pada 5 mencit), dan 40% (pada 5 mencit). Jus jambu biji merah (Psidium guajava L.) dapat mencegah kerusakan sel paru mencit jantan galur Balb-C yang dipapar asap rokok kretek. Dosis 0,5 ml/hari memiliki aktivitas paling kuat dalam mencegah kerusakan paru mencit jantan galur Balb-C yang dipapar asap rokok kretek yaitu sebesar 75% (pada 4 mencit).en_US
dc.relation.ispartofseries082210101081;
dc.subjectPengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) Pada Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) Jantan Galur Balb-C Yang Dipapar Asap Rokok Kretek.en_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L) PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus) JANTAN GALUR BALB-C YANG DIPAPAR ASAP ROKOK KRETEKen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record