Show simple item record

dc.contributor.authorMUHAMMAD ZULKHIFLY
dc.date.accessioned2014-01-29T00:14:06Z
dc.date.available2014-01-29T00:14:06Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM040110301117
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26817
dc.description.abstractPeristiwa polemik Jaringan Islam Liberal versus Islam Fundamental di Jakarta tahun 2001-2005 merupakan peristiwa konflik interpretasi terhadap teks keagamaan khususnya Al-Qur’an yang menggunakan metode pemahaman baru, yakni hermeneutika dengan metode tafsir yang sudah ada sejak meninggalnya Nabi Muhammad. Jaringan Islam Liberal Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu 1)heuristik 2.kritik3.Interpretasi;4.historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi politik dengan teori konflik yang dikemukakan oleh Maurice Duverger. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa polemik Jaringan Islam Liberal versus Islam fundamental yang terjadi antar kelompok dalam satu agama yang hanya disebabkan dari perbedaan metode interpretasi eks keagamaan. Polemik sepert i ini sering kali muncul ke permukaan tidak dalam bentuk aslinya. Agama sering kali menjadi alat untuk segala jenis konflik kepentingan khususnya politik. Banyak kejadian yang di permukaan kelihatannya merupakan konflik agama tetapi yang terjadi sebenarnya merupakan konflik kepentingan politik. Hal ini terjadi karena memang watak agama itu sendiri. Agama sebagaimana yang kita rasakan, menempati ranah psikologis manusia yang paling dalam, sehingga ia mampu membangkitkan sentimen keagamaan yang dahsyat, terlebih lagi ketika sikap tersebut mendapatkan legitimasi agama atau tindakan terpuji dalam pandangan agama. Oleh sebab itu, agama sering dimanfaatkan sebagai medium yang paling efektif untuk kepentingan mobilisasi sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Polemik Jaringan Islam Liberal versus Islam fundamental terjadi karena adanya penyamaan konsep agama Islam dengan konsep agama di Barat (kristen)yang merupakan simbol kemajuan. Jaringan Islam Liberal menegaskan bahwa agama Islam harus disesuaikan dengan sains modern dan membuat penafsiran baru terhadap Al-Qur’an untuk menolak penafsiran lama yang tidak relevan terhadap perkembangan kehidupan masyarakat modern yang sekular. Untuk mendapatkan penafsiran keislaman yang relevan dengan ide-ide dasar liberalisme, maka jalan satu-satunya adalah dengan mempersoalkan cara kita menafsirkan agama yang selama ini dijadikan sebagai rujukan, yakni tafsir Al Qur’an dan menggantinya dengan hermeneutika. Dengan hermeneutika, hasil yang diperoleh adalah penafsiran Islam yang non-literal, substansial, kontekstual dan sesuai dengan denyut nadi peradaban manusia yang sedang dan terus berubah. Perubahan konsep agama Islam dan metode pemahaman Al-Qur’an, menimbulkan polemik yang luas dikalangan umat Islam. Reaksi-reaksi muncul dalam bentuk diskusi, ceramah/khutbah di masjid dan artikel di media massa.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040110301117;
dc.subjectPOLEMIK JARINGAN ISLAM LIBERAL VERSUS ISLAM FUNDAMENTALen_US
dc.titlePOLEMIK JARINGAN ISLAM LIBERAL VERSUS ISLAM FUNDAMENTAL DI JAKARTA TAHUN 2001-2005en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record