Show simple item record

dc.contributor.authorFERLINA DIAH AYU YOSI PRAMITA ASANO
dc.date.accessioned2014-01-28T23:51:46Z
dc.date.available2014-01-28T23:51:46Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM061610101043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26781
dc.description.abstractPenyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan pada masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal (Tarigan,1995:1). Karies gigi erat hubungannya dengan plak (Tarigan,1992:21). Menurut Ford (1993), karies gigi biasanya diawali dengan demineralisasi jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya jaringan email dan dentin akibat aktivitas metabolisme bakteri dalam plak gigi. Pertumbuhan plak gigi dapat dihambat dengan menghilangkan atau mengurangi bakteri dalam mulut, misalnya dengan obat kumur yang mengandung antiseptik (Yulineri dkk,2006:18). Bakteri di dalam plak yang dapat menyebabkan karies yakni Streptococcus mutans dan Lactobacilli sp (Pratiwi,2007:25). Spesies utama yang dapat menyebabkan karies gigi dari Lactobacillus sp adalah Lactobacillus acidophilus (Samaranayake,2002:208, Marsh dan Martin,1999 dalam Draghincescu,2004:3). Banyak tanaman – tanaman di Indonesia yang berkhasiat sebagai obat salah satunya adalah rosela (Hibiscus sabdariffa Linn). Pemanfaatan kelopak bunga rosela ini berkaitan dengan fungsinya sebagai antiseptik, onthelmintic (anticacing), refrigerant (efek mendinginkan), resolvent, sedative stomachic (Mardiah dkk,2009:13). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antibakteri rebusan kelopak bunga rosela kering dalam menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidhopilus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Pada penelitian ini, digunakan enam kelompok perlakuan dengan jumlah sampel sepuluh cakram tiap kelompok. Cakram berasal dari kertas saring sesuai kriteria yang dipotong dengan diameter 0,5 cm. Kelompok A : aquades steril (kontrol negatif), kelompok B : obat kumur Betadine ® (kontrol positif), kelompok R100% : rebusan kelopak bunga rosela kering 100% (w/w), kelompok R50%: rebusan kelopak bunga rosela kering 50% (w/w), kelompok R25% : rebusan kelopak bunga rosela kering 25% (w/w), kelompok R12,5% : rebusan kelopak bunga rosela kering 12,5% (w/w). Analisis statistik Kruskal Wallis membuktikan adanya perbedaan diameter zona hambat yang signifikan (α<0,05) pada setiap kelompok perlakuan. Pada uji Mann Whitney dapat diketahui bahwa perbandingan daya antibakteri kelompok A berbeda secara signifikan dengan kelompok perlakuan manapun (α< 0,05). Pada kelompok B hasil uji menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan A, R25% dan R12,5%. Pada kelompok R100% hasil uji menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok A, R25%, R12,5%. Pada kelompok R50% hasil uji menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan A dan R12,5%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rebusan kelopak bunga rosela kering mampu menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061610101043;
dc.subjectDaya Antibakteri Rebusan Kelopak Bunga Rosela Kering (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus,en_US
dc.titleDAYA ANTIBAKTERI REBUSAN KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilusen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record