DAYA ANTIBAKTERI REBUSAN KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilus
Abstract
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan pada masyarakat
adalah karies gigi dan penyakit periodontal (Tarigan,1995:1). Karies gigi erat
hubungannya dengan plak (Tarigan,1992:21). Menurut Ford (1993), karies gigi
biasanya diawali dengan demineralisasi jaringan keras gigi yang ditandai oleh
rusaknya jaringan email dan dentin akibat aktivitas metabolisme bakteri dalam plak
gigi. Pertumbuhan plak gigi dapat dihambat dengan menghilangkan atau mengurangi
bakteri dalam mulut, misalnya dengan obat kumur yang mengandung antiseptik
(Yulineri dkk,2006:18). Bakteri di dalam plak yang dapat menyebabkan karies yakni
Streptococcus mutans dan Lactobacilli sp (Pratiwi,2007:25). Spesies utama yang
dapat menyebabkan karies gigi dari Lactobacillus sp adalah Lactobacillus
acidophilus (Samaranayake,2002:208, Marsh dan Martin,1999 dalam
Draghincescu,2004:3). Banyak tanaman – tanaman di Indonesia yang berkhasiat
sebagai obat salah satunya adalah rosela (Hibiscus sabdariffa Linn). Pemanfaatan
kelopak bunga rosela ini berkaitan dengan fungsinya sebagai antiseptik, onthelmintic
(anticacing), refrigerant (efek mendinginkan), resolvent, sedative stomachic
(Mardiah dkk,2009:13).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antibakteri rebusan kelopak
bunga rosela kering dalam menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus
acidhopilus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dengan
rancangan penelitian the post test only control group design. Pada penelitian ini,
digunakan enam kelompok perlakuan dengan jumlah sampel sepuluh cakram tiap
kelompok. Cakram berasal dari kertas saring sesuai kriteria yang dipotong dengan
diameter 0,5 cm. Kelompok A : aquades steril (kontrol negatif), kelompok B : obat
kumur Betadine
®
(kontrol positif), kelompok R100% : rebusan kelopak bunga rosela
kering 100% (w/w), kelompok R50%: rebusan kelopak bunga rosela kering 50%
(w/w), kelompok R25% : rebusan kelopak bunga rosela kering 25% (w/w), kelompok
R12,5% : rebusan kelopak bunga rosela kering 12,5% (w/w). Analisis statistik
Kruskal Wallis membuktikan adanya perbedaan diameter zona hambat yang
signifikan (α<0,05) pada setiap kelompok perlakuan. Pada uji Mann Whitney dapat
diketahui bahwa perbandingan daya antibakteri kelompok A berbeda secara
signifikan dengan kelompok perlakuan manapun (α< 0,05). Pada kelompok B hasil
uji menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan A, R25%
dan R12,5%. Pada kelompok R100% hasil uji menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan kelompok A, R25%, R12,5%. Pada kelompok R50% hasil uji
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan A dan R12,5%.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rebusan kelopak bunga rosela
kering mampu menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]