dc.description.abstract | Penyakit pustul daun kedelai merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi patogen Xanthomonas axonopodis pv. glycines. Penyebab penyakit pustul
merupakan patogen yang bersifat seed borne. Penyakit ini mempengaruhi mutu
benih sehingga kualitas dan kuantitas benih berkurang. Alternatif pengendalian
yang digunakan adalah pengendalian hayati yang menggunakan PGPR dalam
bentuk formulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan
persistensi formulasi PGPR dalam mengendalikan serangan Xanthomonas
axonopodis pv. glycines penyebab penyakit pustul dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan serta produksi kedelai.
Penelitian dilaksanakan di lahan desa Wirolegi, kecamatan Sumbersari,
kabupaten Jember, mulai bulan Juni 2009 sampai September 2009. Pengujian
efektivitas formulasi PGPR menggunakan RAK, dianalisis dengan menggunakan
sidik ragam pada tingkat kepercayan 95%, untuk mengetahui perbedaan diantara
perlakuan diuji dengan Uji DMRT pada taraf 5%, dengan formulasi sebagai
berikut: Pupuk kompos Ba-90 pada tanah dan humus+kaolin+talk Ba-90 pada
daun (P1), Pupuk kandang Ba-90 pada tanah dan humus+kaolin+talk Ba-90 pada
daun (P2), Pupuk kompos dengan pupuk kandang (1:1) dan Ba-90 pada tanah dan
humus+kaolin+talk Ba-90 pada daun (P3), Pupuk kompos Pf-14 pada tanah dan
humus+kaolin+talk Pf-14 pada daun (P4), Pupuk kandang Pf-14 pada tanah dan
humus+kaolin+talk Pf-14 pada daun (P5), Pupuk kompos dengan pupuk kandang
(1:1) dan Pf-14 pada tanah dan humus+kaolin+talk Pf-14 pada daun (P6), Pupuk
kompos Ba-39 pada tanah dan humus+kaolin+talk Ba-39 pada daun (P7), Pupuk
kandang Ba-39 pada tanah dan humus+kaolin+talk Ba-39 pada daun (P8), Pupuk
kompos dengan pupuk kandang (1:1) Ba-39+Pf-14 pada tanah dan humus+kaolin+talk Ba-39 + Pf-14 pada daun (P9). Teknik aplikasi terdiri dari dua
cara yaitu menaburkan formulasi PGPR pada tanah sebelum tanam dan sesudah
tanam dengan interval satu bulan sekali sedangkan aplikasi pada daun,
penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali sebelum dan sesudah inokulasi patogen.
Untuk melihat persistensi bakteri PGPR dalam tanah dan daun dilakukan
pengenceran berseri. Masing-masing pengenceran dituang pada medium agar
yang ditambahkan dengan rifampisin (antibiotik) dan dihitung koloni yang
tumbuh, untuk tanah uji dilakukan setiap minggu sedangkan pada daun setiap hari
setelah aplikasi sampai tanaman panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pupuk kompos Ba-90 pada
tanah dan humus+kaolin+talk Ba-90 pada daun (P1) mampu menekan intensitas
serangan penyakit pustul daun kedelai (Xanthomonas axonopodis pv. glycines),
selain itu dapat memacu pertumbuhan dan produksi kedelai di lapang karena
PGPR mempunyai fungsi sebagai biofertilizer, biostimulan dan bioprotektan. Cara
aplikasi yang efektif dalam menekan perkembangan penyakit pustul daun kedelai
(Xanthomonas axonopodis pv. glycines) dan meningkatkan produksi tanaman
kedelai yaitu aplikasi pada tanah satu bulan sekali dan pada daun satu minggu
sekali sebelum dan sesudah inokulasi patogen. Persistensi formulasi PGPR lebih
lama bertahan di dalam tanah dibandingkan dengan persistensi formulasi PGPR di
daun, dalam tanah mampu bertahan empat minggu sedangkan pada daun satu
minggu. | en_US |