PENGARUH PERBEDAAN JENIS TANAMAN PENAUNG TERHADAP PRODUKSI KOPI (Coffea canephora) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN SILO JEMBER
Abstract
Tanaman kopi merupakan jenis tanaman C3 yang membutuhkan intensitas
cahaya tidak penuh untuk tumbuh optimal. Oleh karena itu tanaman penaung
digunakan dalam budidaya kopi di Indonesia. Tanaman penaung untuk tanaman
kopi umumnya menggunakan sengon, dadap, dan lamtoro dan lainnya. Pada
kebun sidomulyo menggunakan jenis tanaman penaung sengon dan lamtoro.
Kecamatan Silo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang
memiliki perkebunan kopi rakyat yang cukup luas. Dalam budidaya kopi maka
diperlukan pohon penaung, karena dari sifat fisiologis tanaman kopi itu sendiri
adalah tanaman golongan C3 yang kurang efektif dalam memanfaatkan cahaya
matahari. Penggunaan tanaman penaung harus disesuaikan dengan syarat
pertumbuhan tanaman kopi.
Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh beberapa
jenis tanaman penaung terhadap produksi tanaman kopi rakyat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadran dengan 2 plot utama yaitu
kopi dengan penaung sengon dan kopi dengan penaung lamtoro.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penaung lamtoro memberikan hasil
produksi sebesar 3,07 ton/ha lebih besar dibandingkan hasil produksi tanaman
kopi dibawah penaung sengon sebesar 3 ton/ha. Besarnya hasil produksi ini bukan
berarti penaung lamtoro memberikan hasil produksi yang lebih baik dibandingkan
penaung sengon. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai sebaran (error bar).
Besarnya nilai sebaran menunjukkan rentang nilai yang jauh dari setiap data yang
diperoleh, sehingga jika dilihat dari konsistensi hasil pengambilan data
pengamatan maka penaung sengon dapat memberikan kondisi iklim mikro yang
lebih baik untuk menunjang aktifitas fisiologis tanaman kopi untuk menghasilkan
buah. Jadi dari hasil kwalitas dapat ditunjukkan bahwa jenis tanaman penaung
berpengaruh tidak nyata terhadap produksi kopi rakyat, tetapi memiliki pengaruh
nyata terhadap laju fotosintesis dan fotorespirasi tanaman kopi. Namun, dari aspek
produksi biji kopi basah (ton/ha) maka tanaman kopi dibawah penaung lamtoro
lebih tinggi 2,33 % ( ± 70 kg/ha) daripada produksi yang dibawah penaung
sengon.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]