PENGARUH PENAMBAHAN KASCING TERHADAP EFEKTIVITAS Bacillus thuringensis DAN NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steirnernema carpocapsae All Strain) PADA HAMA UTAMA KUBIS DI IJEN
Abstract
Alternatif pengendalian hama Plutella xylostella dan Crocidolomia
binotalis dengan menggunakan agensia hayati dan kombinasi penambahan
kascing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kascing
terhadap efektivitas kedua jenis agen hayati pada hama utama kubis di Ijen.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial, yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah agensia hayati yang
terdiri atas S. carpocapcae (All Strain), B. thuringiensis serta profenofos,
sedangkan faktor yang kedua yaitu kascing yang terdiri dari tanpa kascing dan
kascing. Kedua faktor tersebut dikombinasikan, dan masing-masing diulang tiga
kali. Data yang diperoleh diuji dengan Uji Duncan taraf 5 %. Penambahan kascing
sebesar 0,5 kg/ tanaman, dilakukan satu kali dengan mencampur kascing dengan
tanah yang akan ditanami. Aplikasi S. carpocapcae (All Strain) dengan dosis
250.000 ij/m2, interval waktu dua minggu sekali dengan cara disemprotkan mulai
tanam hingga masa panen. Sedangkan perlakuan B. thuringiensis dengan
konsentrasi 1cc/liter, pengaplikasian penyemprotan dengan interval waktu satu
minggu sekali mulai tanam hingga masa panen. Kascing merupakan pupuk
organik kelas satu sehingga tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang cepat
serta subur, dan menghasilkan produksi yang tinggi.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa agensia hayati dapat menurunkan
populasi hama P. xylostella dan C. binotalis, sedangkan perlakuan agen hayati
dengan kascing tidak menunjukkan pengaruh dalam menurunkan populasi kedua
jenis hama. Kascing sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi tanaman
kubis. Persentase penurunan populasi hama P. xylostella yang terjadi pada
perlakuan B. thuringiensis tanpa kascing mencapai 54,42 % dan dengan kascing
mencapai 41,31 %, perlakuan S. carpocapsae tanpa kascing mencapai 14,49 %
dan dengan kascing mencapai 8,18 %, dan untuk perlakuan profenofos tanpa
kascing mencapai 13,23 % dan dengan kascing mencapai 9,35 %. persentase
penurunan populasi hama C. binotalis pada perlakuan B. thuringiensis tanpa
kascing mencapai 75 % dan tanpa kascing mencapai 75 %, pada perlakuan
S. carpocapsae tanpa kascing 46,97 % dan dengan kascing 19,66 %, Sedangkan
penurunan populasi C. binotalis pada perlakuan profenofos tanpa kascing
mencapai 41,67 % dan dengan kascing mencapai 38,39 %.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]