KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI
Abstract
Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah. Makin miring
permukaan tanah, makin besar pula alirannya. Aliran ini mampu membawa butir-butir
tanah yang terdapat di permukaan tanah. Bentuk aliran inilah yang paling penting
sebagai penyebab erosi. Selain kemiringan, faktor yang dapat memperbesar aliran
permukaan adalah curah hujan. Semakin besar curah hujan, maka aliran yang
ditimbulkan juga tinggi. Berbagai macam metode konservasi tanah dan air telah
dikembangkan, namun tidak semua metode dapat diterapkan. Oleh karena itu perlu
dicari metode konservasi tanah dan air yang mudah, murah, dengan teknologi yang
sesuai dengan kondisi petani di daerah yang bersangkutan. Dalam hal ini pengaturan
pola tanam merupakan alternatif yang dapat dicobakan (Utomo, 1989). Sistem tanam
yang dapat dicobakan pada lahan adalah sistem penanaman tumpangsari dan
monokultur.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan membandingkan
erosi dan aliran permukaan yang terjadi pada berbagai sistem tanam pada tanah
terdegradasi dan untuk mengetahui hubungan keduanya (erosi dan aliran permukaan).
Pengumpulan data meliputi data primer yaitu, tekstur, permeabilitas, C –organik,
phosphor, kalium , curah hujan, sedimen, sedangkan parameter yang di amati meliputi
curah hujan yang tertampung pada alat penakar hujan, banyaknya sedimen pada bak
penampung erosi, volume air pada bak penampung yang digunakan untuk mengukur
besarnya liran permukaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk aliran permukaan, terbesar terdapat pada
perlakuan bero, yang terjadi pada semua bulan kecuali pada bulan Desember. Pada
bulan ini monokultur jagung menyebabkan aliran permukaan terbesar yaitu sebesar,
656,62 m
3
/ha, sedangkan untuk aliran permukaan terendah terdapat pada perlakuan
tumpangsari jagung dan kacang tanah. Untuk erosi, terbesar terjadi pada perlakuan bero,
yaitu pada bulan Desember sebesar 10,84 ton/ha, bulan Januari sebesar 0.29 ton/ha,
bulan Pebruari sebesar 0.37 ton/ha, bulan Maret sebesar 0.12 ton/ha. Sedangkan erosi
terkecil terjadi pada perlakuan tumpangsari jagung dan kacang tanah. Aliran permukaan
dan erosi memiliki hubungan yang erat, hal ini bisa dilihat dari nilai koefisisen korelasi
yang dihasilkan mendekati satu. Jadi jika aliran permukaan yang terjadi besar, maka
erosi yang ditimbulkan umumnya juga besar. Teknik konservasi yang dapat diterapkan
untuk memperkecil laju aliran permukaan dan erosi adalah teknik konservasi secara
vegetatif dan mekanis.
Kata Kunci: curah hujan, erosi, aliran permukaan, sistem tanam
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]