Show simple item record

dc.contributor.authorGilang Rosul Nur Insan Kamil
dc.date.accessioned2014-01-28T03:06:07Z
dc.date.available2014-01-28T03:06:07Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM062110101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26099
dc.description.abstractManajemen Bencana atau Disaster Management cycle adalah suatu cara untuk kesiapan menghadapi bencana. Dalam Manajemen bencana terbagi menjadi Pasca Bencana atau Humanitarian Action dan Pra Bencana atau Sustainabel Development. Kejadian Banjir Bandang dan Tanah longsor di Desa Kemiri Kecamatan Panti terjadi 5 tahun yang lalu sehingga difokuskan pada kegiatan Pra Bencana. Kegiatan Pra Bencana terdapat dua kegiatan pokok yaitu Pencegahan atau Mitigasi dan kesiapsiagaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan tujuan Mendeskripsikan segala bentuk upaya pra bencana dan faktor yang mempengaruhi upaya pra bencana. Penentuan responden dengan menggunakan teknik Snowball sampling. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat dari masyarakat desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Data sekunder mengenai curah hujan dan Jumlah korban bencana didapat dari Dinas Pengairan dan Palang Merah Indonesia Kabupaten Jember. Data karakteristik wilayah bencana didapat dari Pemerintah Daerah Kabupaten Jember. Teknik pengumpulan data dengan Wawancara Mendalam (indepth interview), Observasi dan Dokumentasi. Instrumen pengumpulan data dengan panduan wawancara mendalam dengan dibantu alat perekam suara dan alat tulis. Dalam pengamatan langsung peneliti menggunakan kamera digital. Analisis data dimulai dengan (1) Penentuan fokus permasalahan (2) Pengumpulan data (3) Uji validitas dengan triangulasi data (4) Intepretasi pernyataan responden (5) Mendeskripsikan upaya masyarakat (6) Konseptualisasi. Penyajian data dalam bentuk cerita ataupun naratif. Kegiatan pencegahan dan mitigasi adalah sebagai berikut (1) Kegiatan yang dilakukan untuk pengurangan kerentanan dan perbaikan kesehatan masih sangat kurang karena sanitasi yang buruk (2) Peraturan keselamatan lingkungan sudah diberlakukan untuk menjaga kondisi lingkungan desa Kemiri. (3) Infrastruktur kesehatan sudah memadai. (4) Fasilitas pendukung berupa air bersih sangat rentan terkena bencana. Upaya Kesiapsiagaan masyarakat desa Kemiri sangat kurang karena terdapat perbedaan tingkat kesiapsiagaan yang cukup mencolok antara masyarakat desa Kemiri di daerah perkebunan dengan di daerah perkampungan. Desa Kemiri memiliki topografi 20% dataran dan 80% pegunungan, hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor. Dalam menghadapi bencana tersebut masyarakat desa Kemiri memiliki resiko yang besar. Kerentanan lingkungan di desa Kemiri antara lain karena vegetasi yang kurang mendukung di bantaran sungai dan tebing curam yang minim vegetasi. Masyarakat desa Kemiri juga kurang siap sehingga kerentanan lingkungan dapat mengancam keselamatan mereka. Secara sosial mereka juga memiliki hubungan yang kurang harmonis dan informasi yang tidak merata tentang bencana. Masalah ekonomi juga memperburuk masyarakat, khususnya di yang tinggal di areal perkebunan. Secara keseluruhan di desa Kemiri banyak terdapat fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam upaya pra bencana. Peningkatan kemampuan bisa dengan penyuluhan yang intensif serta koordinasi yang kuat dalam setiap lapisan masyarakat. Dengan early warning system, penyuluhan dan peralatan pendukung dapat membantu upaya pra bencana serta kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101033;
dc.subjectMANAJEMEN, PRA BENCANAen_US
dc.titleMANAJEMEN BENCANA PADA KEGIATAN PRA BENCANA (Studi kasus di Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record