PENGARUH PEMBERIAN URINE SAPI YANG DIPERKAYA UREA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN NITROGEN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH INCEPTISOL
Abstract
RINGKASAN
Pengaruh Pemberian Urine Sapi yang Diperkaya Urea untuk Meningkatkan
Efisiensi Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.) pada
Tanah Inceptisol; Ristika Wulandari, 081510501058; 2012: 36 halaman;
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang mendapat
prioritas dalam pembangunan pertanian Indonesia, karena produksi dalam negeri
belum dapat memenuhi kebutuhan. Secara nasional, telah terjadi penurunan
produksi jagung dari 18,3 juta ton pipilan kering pada tahun 2010 menjadi sekitar
17,2 juta ton pipilan kering pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena
produktivitas jagung di Indonesia masih relatif rendah yaitu sekitar 40,5 kw/ha.
Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra penghasil jagung di Propinsi Jawa
Timur. Meskipun produktivitasnya lebih tinggi dari rerata nasional yaitu sekitar
60 kw/ha dibandingkan dengan 40,5 kw/ha, namun terdapat perbedaan
produktivitas antara Jember Selatan dan Jember Utara. Produktivitas Jagung di
wilayah Jember Utara sekitar 61,6 kw/ha dan di wilayah Jember Selatan dapat
mencapai 64,5 kw/ha, padahal pemupukan urea sudah mencapai ≥ 300 kg/ha pada
jenis tanah yang sama yaitu Inceptisol. Oleh karena itu, penelitian pemanfaatan
urine sapi yang diperkaya urea 20% dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi
pemupukan urea untuk tanaman jagung. Selain itu, tujuan penelitian juga untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh interaksi pemupukan urea dan penyemprotan
urine sapi yang diperkaya urea 20% terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung.
Penelitian berupa percobaan Faktorial 5x3 dengan tiga ulangan, dalam
polybag kapasitas 5 kg tanah dilakukan di Agroteknopark Universitas Jember.
Urine sapi setelah disimpan 2 bulan dilakukan pengkayaan hara dengan
menggunakan urea 20% untuk meningkatkan kandungan hara N pada urine sapi
tersebut. Tanah yang digunakan adalah Inceptisol berasal dari Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember dengan kedalaman 0-20 cm. Tanah kering angina lolos ayakan
2 mm seberat 5 kg dimasukkan ke polibag, kemudian ditanami benih jagung
ix
varietas BISI-2, yaitu 2 benih/polibag. Analisa pendahuluan dilakukan terhadap
contoh tanah Inceptisol dan urine sapi yang digunakan dalam penelitian.
Percobaan Faktorial 5x3 dilaksanakan menggunakan pola dasar
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) ulangan, sehingga terdapat 15
perlakuan kombinasi. Data hasil pengamatan di analisis dengan sidik ragam untuk
mengetahui adanya interaksi, sedangkan perbedaan antar perlakuan diuji
menggunakan Uji Jarak Duncan pada p=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman jagung pada 8 sampai
dengan 12 mst baik pada pemupukan 150 kg/ha maupun 300 kg/ha urea yang
tidak diberi dan yang diberi urine sapi 60-120 L/ha relatif sama. Hasil yang sama
juga diperoleh untuk berat tongkol basah dan kering serta berat pipilan kering.
Produktivitas jagung antara 6,55 hingga 7,42 ton/ha diperoleh pada perlakuan 120
L/ha urine sapi dengan pengkayaan urea 20% dengan pemupukan 150 kg/ha urea
dan perlakuan 120 L/ha urine sapi tanpa pengkayaan urea 20% dengan
pemupukan 300 kg/ha urea. Tingkat efisiensi serapan N baik pada penggunaan
urine sapi yang diperkaya urea 20% maupun yang tidak diperkaya dengan
pemupukan 150 kg/ha urea relatif sama. Namun efisiensi serapan N pada dosis
pemupukan 150 kg/ha urea lebih tinggi dibandingkan dengan 300 kg/ha urea
apabila sama-sama dikombinasikan dengan aplikasi 120 L/ha urine sapi diperkaya
urea 20%, yaitu 89,28% dan 51,12%. Secara agronomis, efisiensi pemupukan 150
kg/ha urea juga lebih tinggi dibandingkan dengan 300 kg/ha urea apabila
dikombinasikan dengan aplikasi 120 L/ha urine sapi diperkaya urea 20%, yakni
43,67 kg/kg urea dan 18,72 kg/kg urea.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]