Show simple item record

dc.contributor.authorVerdian Rahardi
dc.date.accessioned2014-01-27T23:33:59Z
dc.date.available2014-01-27T23:33:59Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM062210101008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25726
dc.description.abstractPenderita malaria di dunia saat ini mencapai 300 - 500 juta orang, dan yang meninggal tercatat sebanyak 1 juta penduduk. Klorokuin yang merupakan obat paling sering digunakan untuk melawan parasit malaria terutama spesies Plasmodium falciparum sekarang dilaporkan adanya resistensi terhadap spesies tersebut. Adanya pendekatan etnofarmakologi untuk memperoleh senyawa antimalaria dari bahan alam perlu dilakukan. Beberapa senyawa bahan alam yang memiliki aktivitas antimalaria di antaranya adalah kinin (Chinchona) dan artemisinin (Artemisia annua). Artemisin dari tumbuhan Artemisia annua telah dipakai sebagai obat alternatif dalam penanganan malaria. Di Indonesia dan di Nigeria, salah satu tanaman yang digunakan secara tradisional untuk mengobati malaria adalah kembang bulan (Tithonia diversifolia). Senyawa yang terbukti memiliki potensi sebagai antimalaria pada A. annua adalah sesquiterpen lakton yang diduga juga terdapat pada daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) karena secara kemotaksonomi kembang bulan satu famili dengan A. annua yaitu famili Asteraceae. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hambatan perkembangan parasit Plasmodium berghei akibat pemberian fraksi-fraksi aktif ekstrak daun kembang bulan secara in vivo serta untuk mengetahui nilai IC nya. Kandungan yang terdapat dalam fraksi aktif ekstrak etanol daun kembang 50 bulan perlu diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui golongan senyawa yang diduga mempunyai aktivitas antimalaria. Identifikasi dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil akhir pemisahan didapatkan 41 fraksi, masing-masing fraksi dapat diketahui dengan cara menotolkan masing-masing fraksi tersebut pada KLT lalu mengeluasinya dengan larutan n-heksan dan etil asetat dengan perbandingan 2:1 hingga timbul noda. Noda yang dihasilkan kemudian dievaluasi polanya kemudian tiap fraksi yang memiliki kesamaan profil kromatogram dikelompokkan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan sehingga pada akhir proses fraksinasi menghasilkan 5 fraksi kering hasil pemisahan ekstrak daun kembang (Tithonia diversifolia A.Gray) kelima hasil fraksi hasil pemisahan tersebut menunjukkan bahwa pada fraksi 2 timbul 1 noda berwarna ungu/merah ungu tebal yang diduga mengandung terpenoid. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa fraksi 2 tersebut memiliki aktivitas % penghambatan parasitemia terbesar dari keempat fraksi yang lain yaitu 83,48% ± 1,37. Oleh karena itu fraksi 2 dikatakan fraksi yang paling aktif. Fraksi Aktif ekstrak etanol daun kembang bulan diuji dengan berbagai peringkat dosis, yaitu 0,5; 1; 2; dan 4 mg/kg BB terhadap mencit coba selama 4 hari berturut-turut. Hasil Penelitian % penghambatan fraksi aktif masing-masing dosis sebesar 47,50% ± 2,88; 68,27% ± 8,478; 82,51% ± 1,523; 90,57% ± 1,447. Hasil tersebut kemudian diolah dengan analisis probit menggunakan program SPSS. Aktivitas antimalaria fraksi aktif ekstrak etanol daun kembang bulan yang mengandung senyawa terpenoid yang ditunjukkan oleh hasil skrining terbukti memiliki aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium berghei secara in vivo dengan nilai IC adalah sebesar 0,523 mg/kgBB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101008;
dc.subjectUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI AKTIF DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULANen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI AKTIF DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifoliaA. Gray) TERHADAP Plasmodium bergheien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record