UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PROTEIN LARUT AIR UMBI PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Abstract
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis dan tumbuh hampir di seluruh hutan di Indonesia. Umbi porang telah
banyak dikembangkan di Indonesia, terutama dalam bidang industri. Kandungan
glukomanan umbi porang dapat dimanfaatkan dalam teknologi polimer, maupun
pengganti makanan pokok. Kebutuhan akan umbi porang juga terus meningkat. Pada
tahun 2009, produksi porang di Jawa Timur mencapai 600-1.000 ton chip kering,
sedangkan kebutuhan industri mencapai 3.400 ton chip kering. Pada tahun 2013,
harga jual umbi porang basah mencapai kisaran Rp 2.800,- – Rp 3.000,- per kg.
Dalam meningkatkan nilai jual umbi porang, perlu ditemukan manfaat lain umbi
porang. Umbi porang juga memiliki kandungan berupa protein. Secara umum, protein
telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai bakteri gram positif
dan negatif, oleh karena itu, kandungan protein pada umbi porang diharapkan juga
dapat memberikan aktivitas antibakteri. Protein umbi porang diekstraksi berdasarkan
kelarutannya dalam air untuk mendapatkan protein larut air. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri protein larut air umbi porang terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus serta untuk
memperoleh profil protein umbi porang yang kemungkinan memiliki aktivitas
antibakteri.
Pembuatan ekstrak protein larut air umbi porang, dilakukan dengan
perendaman simplisia dalam pelarut air selama 4 jam pada suhu ruang, kemudian
disentrifugasi 5.000 rpm selama 20 menit pada suhu 20
viii
o
C untuk diambil
supernatannya. Supernatant kemudian dikeringkan pada suhu 4
C dengan
menggunakan oven vakum sehingga didapatkan ekstrak kering. Ekstrak kering
protein larut air umbi porang diresuspensikan dengan Buffer Tris HCl pH 8 10x
massa ekstrak kering.
Profil protein umbi porang dibuat dengan menggunakan SDS-PAGE dengan
konsentrasi akrilamid 12,5 %. Pewarna yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
protein adalah dengan menggunakan CBB dan untuk mendeteksi keberadaan
karbohidrat digunakan PAS.
Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode filter paper disk. Cakram kertas
berdiameter 6 mm diletakkan pada permukaan media yang telah ditanami bakteri,
kemudian pada cakram ditetesi 10 µl Buffer Tris-HCl pH 8 sebagai kontrol negatif
dan protein dengan jumlah 0,0998 µg; 0,2001 µg; 0,3998 µg; 0,5001 µg; 1,001 µg;
1,4998 µg; dan 1,9998 µg. Cawan petri yang telah ditanami bakteri S. aureus dan E.
coli serta terdapat disk kertas saring steril yang telah diimpregnasi dengan protein uji
tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengujian dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan adanya zona
bening di sekitar sumuran.
Hasil analisis profil protein dengan SDS-PAGE 12,5% menggunakan pewarna
CBB diperoleh dua pita protein dengan bobot molekul rendah yaitu antara 19 kDa
dan 17 kDa. Sedangkan, pewarnaan dengan menggunakan PAS untuk mengetahui
kandungan karbohirat-protein tidak memberikan pita dengan positif merah muda pada
berat molekul yang sama, namun memberikan hasil positif pada BM ≥250 kDa.
Artinya, pada berat molekul 17 kDa dan 19 kDa tidak terdapat ikatan antara protein
dan karbohidrat. Hal ini dapat dimungkinkan karena terputusnya ikatan antara protein
dan karbohidrat oleh pengaruh SDS.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan adanya zona hambat pertumbuhan
bakteri oleh ekstrak protein larut air umbi porang terhadap bakteri S. aureus dan E.
coli. Pada bakteri S. aureus, hambatan pertumbuhan bakteri telah ditunjukkan mulai
jumlah protein 0,0998 µg yaitu sebesar 11,19 mm. Besarnya zona hambat
ix
o
pertumbuhan bakteri terus meningkat hingga jumlah protein 1,9998 µg. Pada bakteri
E.coli, protein larut air umbi porang menunjukkan aktivitas penghambatan pada
jumlah protein 0,3998 µg dengan besar hambatan 1,85 mm dan terus meningkat
hingga jumlah protein 1,9998 µg.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak
protein larut air umbi porang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli
dan S. aureus. Kemungkinan berat molekul protein yang memiliki aktivitas
antibakteri adalah antara 19 kDa dan 17 kDa. Di samping itu, dari hasil pewarnaan
dengan PAS dapat diketahui bahwa pada ekstrak protein larut air umbi porang juga
terdapat karbohidrat
Collections
- UT-Faculty of Law [6214]