ANALISIS KEADAAN MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR DAYA 150 kV MENGGUNAKAN METODE DISSOLVED GAS ANALYSIS (DGA) DAN FUZZY LOGIC PADA GARDU INDUK WILAYAH SIDOARJO
Abstract
Analisis Keadaan Minyak Isolasi Transformator Daya 150 kV Menggunakan
Metode Dissolved Gas Analysis (DGA) dan Fuzzy Logic Pada Gardu Induk
Wilayah Sidoarjo; Yustinus Pranata Sinuhaji, 071910201083; 2012; 81 halaman;
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember.
DGA merupakan metode pengujian yang dilakukan untuk menguji keadaan
minyak isolasi dengan mengambil sampel minyak isolasi dari unit transformator
untuk mengetahui jenis-jenis gas yang terlarut dalam minyak isolasi transformator,
dari hasil tes DGA tersebut akan dapat disimpulkan dan diprediksikan jenis gangguan
yang mungki terjadi pada transformator dan dapat segera dilakukan tindakan
pencegahan kegagalan transformator. Analisis hasil DGA yang dilakukan oleh PLN
hanya mempertimbangkan hasil TDCG (Total Dissolved Combustible Gas) atau total
gas terlarut yang mudah terbakar untuk menentukan keadaan tansformator tanpa
mempertimbangkan jenis dan konsentrasi gas-gas lain yang terkandung dalam
minyak isolasi transformator seperti gas hidrogen, metana, etana, etilena, asetilena,
karbon dioksida, dan karbon monoksida.
Dalam penelitian ini, data DGA yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan logika fuzzy untuk mengetahui keadaan minyak isolasi setiap
trasnsformator yang akan diuji. Langkah langkah yang digunakan dalam membangun
sistem logika fuzzy untuk menentukan keadaan minyak isolasi terdiri dari 4 langkah
yaitu fuzzyfikasi, menentukan fungsi keanggotaan (membership function), pembuatan
aturan (rules), dan deffuzyfikasi. Fungsi keanggotaan disesuaikan dengan standar
IEEE yang digunakan PLN untuk setiap konsentrasi gas yang terdeteksi pada data
DGA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keadaan minyak isolasi pada
berdasarkan kandungan gas yang terlarut pada minyak isolasi dan dapat menentukan
viii
keadaan minyak isolasi secara akurat dengan menggunakan metode DGA dan logika
fuzzy.
Hasil keadaan minyak isolasi yang diperoleh dengan menggunakan logika
fuzzy akan dibandingkan dengan karakterisitik tegangan tembusnya untuk
membuktikan keakuratan hasil keadaan minyak isolasi yang diperoleh menggunakan
logika fuzzy, dimana untuk derajat kenaggotaan 0-20 maka keadaan minyak isolasi
berada pada keadaan normal, untuk derajat keanggotaan 21-60 keadaan minyak
isolasi agak buruk sehingga harus segera dilakukan perbaikan seperti pencucian
minyak (purification/filter) untuk mencegah kegagalan transformator, dan untuk
derajat kenaggotaan diatas 60 keadaan minyak isolasi berada pada tingkat berbahaya
sehingga harus dilakukan penggantian minyak isolasi. Sedangkan untuk karakteristik
tegangan tembus akan disesuaikan dengan Standard IEC 156, dimana untuk tegangan
tembus diatas 50 kV, keadaan minyak isolasi transformator “bagus”, untuk minyak
isolasi yang tegangan tembusnya berada diantara 40-50 kV, keadaan minyak isolasi
“kurang bagus/agak buruk”, dan untuk minyak isolasi yang tegangan tembusnya
dibawah 30 kV maka keadaan minyak isolasi “t idak layak” dan harus diganti dengan
minyak isolasi yang baru.
Dalam penelitian ini 5 transformator yang berada pada wilayah Sidoarjo akan
diuji keadaan minyak isolasinya dengan menggunakan logika fuzzy dan keauratannya
akan dibandingkan dengan hasil tegangan tembusnya, yaitu untuk Transformator 1
Babadan keadaan minyak isolasi yang diperoleh menggunakan logika fuzzy berada
pada derajat keanggotaan 12,41, dan tegangan tembusnya adalah 68,4 kV, yang
sama-sama berada pada keadaan normal, Transformator 5 Buduran derajat
keanggotaanya 22.42, dan tegangan tembusnya 45,2 dimana keadaan minyak isolasi
taransformator 5 Buduran ini berada pada keadaan perbaikan, untuk Transformator 2
Buduran mengahasilkan derajat keanggotaan 29,48, dan tegangan tembusnya adalah
43,6 kV, dimana transformator ini juga berada pada keadaan perbaikan, untuk
Transformator 1 Waru, keadaan minyak isolasi yang diperoleh dengan menggunakan
ix
logika fuzzy berada pada derajat 42,33, dan tegangan tembusnya adalah 41,3 kV dari
hasil logika fuzzy dan karakteristik tegangan tembus untuk minyak isolasi pada
transformator 1 Waru ini maka keadaan minyak isolasinya berada pada keadaan
perbaikan, dan untuk trasnformator yang kelima yaitu Transformator 3 Babadan
keadaan minyak isolasinya berada pada 43,6 dan tegangan tembusnya adalah 40,1
kV, dari data tersebut maka keadaan minyak isolasi untuk Tranasformator 3 Babadan
berada pda keadaan perbaikan.
Dari data hasil keadaan minyak isolasi yang diperoleh dari data DGA yang
diolah menggunakan logika fuzzy yang dibandingkan dengan karakateristik tegangan
tembusnya membuktikan bahwa hasil keadaan minyak isolasi yang diperoleh
menggunakan metode DGA dan Logika Fuzzy cukup akurat dalam menentukan
keadaan minyak isolasi trasnformator, hal ini bisa dikatakan karena hasil logika fuzzy
untuk menentukan keadaan minyak isolasi sesuai dengan hasil karakteristik tegangan
tembus minyak isolasi transformator, dengan ketentuan semakin rendah nilai hasil
keadaan minyak isolasi melalui DGA dan fuzzy (semakin baik/bagus keadaan minyak
isolasi), maka semakin tinggi nilai tegangan tembusnya.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]