PERAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN EKONOMI
Abstract
Perempuan nelayan dalam kedudukannya sebagai penanggung jawab urusan domestik
dan pencari nafkah di sektor publik memainkan peran penting dalam sebagian besar aktivitas
domestik dan kegiatan perdagangan di Desa Selomukti. Besarnya peran yang dilakukan oleh
perempuan nelayan karena mereka memiliki dasar untuk menyokong perannya itu, dan ini hanya
dimungkinkan bila ditunjang oleh karakteristik struktur perekonomian Desa Selomukti dan
sistem pembagian kerja yang berlaku, yang memberikan keleluasaan dan kebebasan penuh bagi
87
perempuan yang terlibat di dalamnya. Walaupun demikian dalam struktur kekuasaan rumah
tangga nelayan di Desa Selomukti, kaum suami tetap menjadi kepala rumah tangga walaupun
hasil atau pendapatannya lebih besar daripada perempuan nelayan dan mereka tetap menjadi
kepala rumah tangga yang kedudukannya lebih tinggi dari perempuan nelayan.
Sekalipun perempuan harus memainkan peran ganda, yakni sebagai penanggung jawab
urusan domestik dan pencari nafkah (urusan publik), mereka berhasil mengembangkan strategi
adaptasi sehingga kedua tanggung jawab tersebut dapat disinkronkan secara baik dan
memberinya ruang serta peluang untuk mencapai keberhasilan. Berkaitan dengan tangung jawab
domestik, pemilikan struktur rumah tangga perempuan sangat membantu agar ia dapat
melakukan kegiatan dengan baik. Mereka yang tidak memiliki struktur rumah tangga luas harus
keluar rumah untuk meminta bantuan kerabat guna membantu menagani sebagian tanggung
jawab domestiknya. Sebagian dari perempuan nelayan mulai melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan peluang-peluang yang tersedia sesuai dengan kehidupan mereka. Pada
dasarnya,keberhasilan yang diperoleh perempuan berhubungan dengan kemampuannya mengatur
secara seimbang aktivitasnya diranah domestik dan publik.
Aktivitas publik perempuan nelayan dan implikasinya terhadap pola-pola perilaku sosial
budaya dalam kehidupan rumah tangganya sudah dianggap sebagai bagian dari kebudayaan
masyarakat nelayan dipesisir. Perempuan tumbuh dan berkembang melewati proses yang amat
panjang. Keberhasilan dalam berdagang dan penghargaan sosial yang diterima dari
lingkungannya adalah hasil kerja keras yang cukup lama. Berangkat dari lingkungan keluarga
perempuan dengan kerja kerasnya perempuan nelayan meraih keberhasilan. Keberhasilan yang
diraihnya kadangkala harus sirna kembali, usahanya surut ke belakang, demikian juga terjadi
dikalangan pemilik perahu. Fakta-fakta kelangsungan usaha perdagangan ikan, rejeki, dan nasib
tidak dapat dipastikan konsistensinya untuk dan oleh setiap orang. Secara umum, hal demikian
merupakan refleksi dari ketidak pastian kehidupan yang selalu terjadi setiap saat pada garis nasib
masyarakat nelayan.
Mereka bekerja keras mencari nafkah memperoleh penghasilan sendiri dan sebagai
pengelola tunggal sumberdaya keluarga, dalam pengambilan keputusan yang menyangkut urusan
rumah tangga dan aktivitas ekonominya, perempuan memainkan peranan yang dominan dan
relatif otonom dibandingkan dengan suaminya. Dalam pandangan masyarakat nelayan,
88
perempuan memiliki kedudukan khusus yang berkaitan dengan harta kekayaan atau sumberdaya
berharga lainnya yang dimiliki keluarga. Karakteristik posisi ini, perempuan memiliki peranan
yang sangat dominan dalam mengelola dan mengontrol harta kekayaan keluarga.
Dalam hubungannya dengan aktivitas ekonomi dan upaya untuk menjaga kelangsungan
kegiatan perdagangan yang dilakukannya, perempuan mengembangkan strategi-strategi
hubungan kerja baik dengan nelayan. Hubungan kerja dengan nelayan adalah hubungan timbal
balik yang saling menguntungkan. Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah rumah
tangganya tidak menimbulkan ketegangan gender dalam pengaturan tugas-tugas rumah tangga.
Pada umumnya, laki-laki menerima keberadaan perempuan mencari nafkah. Bagi seorang
nelayan buruh (pandhiga), perempuan yang bekerja sangat membantu mengatasi ketidak pastian
penghasilan setiap hari. Bagi nelayan pemilik perahu (orengah) perempuan yang bekerja tidak
hanya berfungsi untuk mengatasi ketidak pastian perolehan penghasilan setiap hari, tetapi juga
mengatasi pembiayaan operasi perahu setiap hari yang relatif besar. Tanpa keterlibatan
perempuan membiayai operasi perahu, niscaya perahu tidak akan beroperasi. Perempuan tidak
hannya menanggung beban untuk mengatasi kesulitan pemenuhan kebutuhan hidup rumah
tangganya, tetapi juga menjaga kelangsungan usaha rumah tangga lainnya. Pada umumnya
mayarakat nelayan Selomukti memberikan persepsi positif terhadap istri yang bekerja. Mereka
bahkan menilai kurang baik jika seorang perempuan nelayan tidak ikut bekerja memikul
tanggung jawab rumah tangga. Perempuan yang tidak bekerja disaat suaminya tidak memperoleh
hasil tangkapan menjadi bahan pembicaraan tetangga di sekitarnya. Secara umum, keterlibatan
perempuan mencari nafkah rumah tangga dipandang sebagai bagian integral dari kebudayaan
masyarakat nelayan di Desa Selomukti.
Para perempuan nelayan yang bekerja di ranah publik untuk mencari tambahan dari
pendapatan para nelayan yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka dari itu para
perempuan nelayan bertindak sebagai pencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan suaminya
dalam kebutuhan rumah tangga. Walaupun perempuan nelayan berprofesi sebagai pekerjaan
publik tetapi perempuan nelayan tetap mempunyai tanggung jawab domestiknya yaitu mengurus
kebutuhan rumah tangga, mengurus anak dan melayani suami dan mencari tambahan pendapatan
dari suami yang kesehariannya kadang mencukupi kadang tidak. Akan tetapi peran dari
perempuan nelayan dianggap hanya sebagai pelengkap dan dianggap hal yang lumrah dimata
para nelayan, padahal peran dari perempuan nelayan dibandingkan dengan nelayan bebannya
lebih berat peran perempuan nelayan, hanya saja pekerjaan nelayan berisiko tinggi yaitu
menghadapi gelombang besar. Sedangkan pada musim tera’an tiba para nelayan biasanya sibuk
memperbaiki pancing dan jaring saja sedangkan para perempuan lebih aktif bekerja yakni
mengurus anak, mengurus rumah, mengurus suami dan memasak.