HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN TINGKAT KEMATANGAN BAWAHAN ( Analisis Kepemimpinan Situasional Kepala Desa Subo Kec. Pakusari, Jember)
Abstract
Sejak lama kepemimpinan menjadi pusat perhatian para ahli teori, ahli riset,
dan praktisi, karena dalam kenyataannya tiada organisasi tanpa pemimpin.
Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi itu sangat penting artinya, karena
pemimpin adalah yang menggerakkan, mengatur dan mengarahkan organisasi itu
untuk mencapai tujuannya. Setiap pemimpin itu mempunyai fungsi dan peranan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin merupakan titik sentral penggerak yang
menentukan. Hal ini berarti kepemimpinan adalah syarat utama bagi organisasi yang
ingin mencapai tujuannya secara efektif.
Dalam membahas masalah kepemimpinan ini, penulis menetapkan
kepemimpinan kepala desa. Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004, adapun tugas dan
kewajiban kepala desa adalah memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa,
membina kehidupan masyarakat desa, membina perekonomian desa, memelihara
ketentraman dan ketertiban desa, mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, dan
mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukumnya. Dari tugas dan kewajiban kepala desa seperti yang tersebut di atas, kepala
desa mempunyai peranan yang jelas yaitu sebagai pemimpin organisasi dalam hal ini
adalah organisasi pemerintahan desa.
Dalam rangka menerapkan kepemimpinan yang efektif, penulis dalam
mengukur kepemimpinan efektif kepala desa tersebut menggunakan pendekatan
situasional. Dalam pendekatan kepemimpinan terpadu itu, dijelaskan bahwa untuk
mencapai kepemimpinan yang efektif itu tergantung dari gaya kepemimpinan dan
tingkat kematangan bawahan.
Laporan akhir ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala
desa dan tingkat kematangan bawahan serta seberapa besar hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan tingkat kematangan bawahan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan asosiatif. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, serta berdasarkan
analisis dan kuesioner, dan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan (X) dengan tingkat kematangan
bawahan (Y) dan menunjukkan tingkat hubungan yang kuat.