PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG TINGGAL DI KOMUNITAS DENGAN DI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA (Studi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasiyan dan UPT PSLU Jember)
Abstract
Indonesia termasuk dalam lima negara dengan jumlah lansia yang tertinggi
di dunia. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan
ketergantungan lansia., sehingga perlu adanya pelayanan kesehatan lansia
meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga
(Demartoto, 2007). Kualitas hidup menjadi indikator penting untuk menilai
keberhasilan intervensi pelayanan kesehatan, baik dari segi pencegahan maupun
pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup
lansia antara yang tinggal di komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan dilakukan di
wilayah Kasiyan dengan melakukan pengambilan data di Pelayanan Sosial Lanjut
Usia yang ada di Jember yakni PSLU Jember dan data lansia di komunitas atau
masyarakat yakni semua lansia yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kasiyan.
Sampel dalam penelitian berjumlah 210 responden, dengan pembagian 105
responden di komunitas dan 105 di PSLU Jember. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Multistage Random Sampling. Metode pengambilan data
menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari WHOQOL-BREF oleh WHOQOL
Group dengan 26 butir pertanyaan. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi
Square, Mann Whitney, dan Kruskall Wallis (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh lansia yang tinggal
di komunitas dan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember mengaku memiliki
kualitas hidup yang baik (62,9%) dan merasa puas dengan kesehatannya saat ini.
Domain kualitas hidup yang memiliki nilai tertinggi pada responden yang tinggal
di komunitas dan Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember ialah domain psikologis,
yakni 72,2 pada komunitas dan 67,9 di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Sedangkan
domain kualitas hidup yang memiliki nilai terendah yaitu domain lingkungan
(nilai rata-rata 54,9) untuk lansia di komunitas dan domain sosial (nilai rata-rata
47,7) untuk lansia yang tinggal di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Terdapat
perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia berdasarkan partisipasi
sosial untuk lansia yang tinggal di komunitas. Sedangkan untuk lansia yang
tinggal di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember, terdapat perbedaan yang
signifikan pada kualitas hidup berdasarkan status pernikahan. Berdasarkan domain
kualitas hidup, untuk lansia yang tinggal di komunitas terdapat perbedaan yang
signifikan pada status pernikahan dengan domain sosial dan dukungan keluarga
dengan domain lingkungan. Sedangkan pada lansia yang tinggal di Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Jember didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan pada
variabel usia dengan domain sosial. Variabel partisipasi sosial, dukungan
keluarga, dan tingkat kemandirian terdapat perbedaan dengan semua domain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dengan di
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Upaya peningkatan promosi kesehatan
melalui peningkatan kunjungan posyandu lansia dan penambahan pos untuk
posyandu lansia, karena masih terdapat lansia yang belum terjangkau oleh
pelayanan posyandu lansia serta peningkatan peran serta keluarga untuk
mendukung para lansia melakukan kunjungan ke posyandu lansia bagi lansia yang
tinggal di komunitas. Selain itu, perlu adanya pendekatan psikis terhadap setiap
lansia, sehingga dapat diketahui keluhan dan kondisi psikologis dari setiap lansia,
adanya peningkatan dalam penghimpunan data mengenai lansia baik dari data
demografi lansia, dan kondisi kesehatan lansia, khususnya laporan kesehatan
bulanan lansia, dan penyediaan sarana informasi dan hiburan, serta modifikasi
kegiatan yang lebih baik, supaya lansia terhindar dari kebosanan bagi lansia yang
tinggal di Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2256]