dc.contributor.author | Riska Setyowati | |
dc.date.accessioned | 2014-01-27T01:13:16Z | |
dc.date.available | 2014-01-27T01:13:16Z | |
dc.date.issued | 2014-01-27 | |
dc.identifier.nim | NIM071810101038 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24779 | |
dc.description.abstract | Model linier sudah berkembang sangat luas dan telah digunakan dalam analisis
statistika. Model linier yang paling sederhana adalah model linier normal yang
digunakan untuk menganalisis data berdistribusi normal saja dan memiliki fungsi
linier. Kondisi lain ditemukan bahwa distribusi respon tidak selalu normal, maka
mendorong terjadinya generalisasi dari model linier menjadi model baru yaitu
Generalized Linear Model (GLM) yang bisa menganalisis data dari distribusi
keluarga eksponensial. Salah satu model linier tergeneralisir yaitu model linier yang
menggunakan variabel respon berdistribusi beta dan merupakan spesifikasi dari
keluarga eksponensial yang dikenal dengan model regresi beta. Model regresi beta
digunakan untuk menggambarkan respon yang kontinu pada interval (0, 1) karena
fungsi kepadatannya memiliki berbagai bentuk yang berbeda bergantung pada nilai
dua parameter distribusi yaitu parameter mean (𝜇) dan parameter dispersi
𝜙
.
Penelitian ini menggunakan model regresi beta untuk menganalisis data
kelembaban udara Provinsi Jawa Timur yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan
curah hujan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya
pada tanggal 31 Maret 2012 yang diukur pada 32 titik kota. Model standar dalam
regresi beta memiliki jumlah iterasi yang lebih besar dibandingkan dengan model
dispersi, ini dikarenakan penggunaan model dispersi dapat menurunkan jumlah
iterasi. Penggunaan fungsi link yang baik untuk model dispersi adalah link log karena
memiliki jumlah iterasi yang minimum dibandingkan dengan link identity dan sqrt.
Sehingga didapatkan model terbaik dengan estimasi model untuk mean adalah Dari perolehan model di atas dapat dikatakan bahwa kelembaban
udara berbanding lurus dengan curah hujan yang artinya semakin tinggi curah hujan
maka semakin tinggi pula kelembaban udara. Sebaliknya kelembaban udara
berbanding terbalik dengan suhu udara yang artinya semakin tinggi suhu udara maka
kelembaban udara semakin rendah. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 071810101038; | |
dc.subject | KELEMBABAN UDARA, MODEL REGRESI BETA | en_US |
dc.title | ANALISIS DATA KELEMBABAN UDARA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN MODEL REGRESI BETA | en_US |
dc.type | Other | en_US |