Analisis Keunggulan Komparatif Komodotif Kopi Dari Kabupaten Jember Di Pasar Internasional
Abstract
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF KOMODITI KOPI DARI
KABUPATEN JEMBER Dl PASAR INTERNASIONAL, Aisah Jumiati,
SE., MP., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember, 2007, 67
halaman)
Bagi negara berkembang seperti lndonesia, salah satu sub sektor
pertianian yang berperan dalam perekonomian lndonesia adalah sub
sektor perkebunan. Perkebunan berperan penting datam perekonomian
antara lain: (1) menghasilkan devisa bagi negara yang berasal dari
ekspor antara lain kopi, tembakau, kakao; (2) menghasilkan bahanbahan
sebagai konsumsi dalam negeri antara lain gura kelapa, kopi; (3)
menghasilkan bahan-bahan bagi industri dalam negeri seperti karet, dan
tembakau; (4) penyerapan tenaga kerja yang luas; (5) menjaga dan
memelihara sumber daya dan lingkungan; (6) memiliki potensi dan
prospek yang baik di pasar intemasional.
Usaha kopi rakyat yang diusahakan masih sangat tradisional dan kurang
intensif, hal ini dapat dilihat pada perilaku pemupukan maupun
pemangkasan dan perawatan lainnya yang masih sederhana dan asalasalan,
sehingga diperoleh hasil yang bervariasidiantara anggota petani
kopi, sehingga pendapatan petani kopi masih rendah.usaha untuk
meningkatkan efisiensi produksi guna dapat bersaing di pasar ekspor
harus semakin giat dilaksanakan salah satunya dengan meningkatkan
keunggulan komparatif dari komoditi kopi tersebut, agar dapat bersaing
dipasar intemasional, dimana daya saing merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam persaingan di pasar ekspor, yang pada akhimya
dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani Kopi Robusta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan kompartif dari
komoditi kopi rakyat, dengan menggunakan pendekaranm pcR dan
DRC
Berdasarkan analisis diperoleh hasil sebagai berikut : (a) rata-rata luas
lahan petani adalah 1,16 ha dengan luas lahan terkecil 0,25 ha dan
lahan terluas - 2,0 ha; (b) nilai investasi petani rala-rala Rp.
80.552.666,67 dengan investiasi terendah sebesar Rp. 17.48s.000,- dan
lil
investasi tertinggi sebesar Rp. 139.492.500,- ; (c) keuntungan rata-rata
per tiahun yang dapat dinikmati petani sebesar Rp. 14.147.000,- dengan
keuntungan terendah sebesar Rp. 1.905.750,- dan keuntungan tertinggi
sebesar Rp. 35.240.000,-; (d) nilai PCR rata-rata 0,8746, yang berarti
secara privat atau finansial usaha ini memiliki daya saing, dan (e) nilai
DRc rata-rata 0,7049, yang berarti secara ekonomis usaha ini memiliki
keunggulan komparatif.
Untuk mengembangkan perkebunan kopi, maka perlu dilakukan
pembinaan langsung kepada petani dalam bidang budidaya. Selain itu
perlu dikembangkan pula akses pemasaran. Pembinaan lain yang
diperlukan adalah penangganan pasca panen, untuk menjaga kualitas.
(Jurusan IESP Fakultas Ekonomi Universitas Jember, dibiayai DIKTI)