Show simple item record

dc.contributor.authorNing Warti
dc.date.accessioned2014-01-27T00:44:41Z
dc.date.available2014-01-27T00:44:41Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM061510101102
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24713
dc.description.abstractBenih yang dihasilkan dalam persilangan sendiri akan mengalami kemunduran yaitu berkurangya mutu benih yang menimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih, sehingga perlu dilakukan seleksi terhadap genotipe dari hasil silang sendiri dan uji daya tumbuh. Seleksi atau identifikasi fenotipik pada progeni (keturunan) yang mengandung gen resesif pada program silang balik tidak bisa dilakukan langsung seperti pada sifat yang diatur oleh gen dominan, sehingga harus dilakukan selfing (silang diri) yang dilanjutkan dengan uji progeni. Selfing dapat menyebabkan terjadinya segregasi genotipe heterozigot, dan hanya genotipe homozigot resesif yang disilang balik dengan tetua pengulang. Penelitian bertujuan untuk menguji daya tumbuh dari enam genotipe jagung dan memilih genotipe jagung yang digunakan untuk program seleksi daur berikutnya. Percobaan dilakukan di lahan di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Waktu percobaan dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Agustus 2010. Menggunakan enam genotipe jagung SKSP, SKB, SPSK, SPB,BSK, dan BSP, rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap sebanyak empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silang sendiri dari enam genotipe jagung yang memiliki daya tumbuh terbaik terdapat pada genotipe BSK, dan yang dapat digunakan untuk seleksi daur berikutnya yaitu genotipe SKB, SPSK, SPB, dan BSKen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510101102;
dc.subjectSilang sendiri, Genotipe, Seleksi daur ulang fenotipe.en_US
dc.titleTest Results Cross Selfing Some Maize Genotypesen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record