FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN BURUH WANITA HARIAN DI PASAR TANJUNG JEMBER (Suatu Studi Di Pasar Tanjung Jember)
Abstract
Bekerja merupakan pangkal tolak bagi setiap manusia yang ingin mencari
nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup, baik untuk hidupnya sendiri maupun
keluarganya. Yang paling penting adalah pemenuhan kebutuhan pokok. Dengan
bekerja sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya, manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Keberhasilan dalam bekerja merupakan keinginan dan juga suatu
prestasi yang sangat diharapkan oleh setiap individu. Seperti apa yang diungkapkan
oleh Kartono (1985:22) bahwa: “Seseorang cenderung untuk memperoleh
keberhasilan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang
diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun psikis”. Menurut Abraham
H. Maslow dalam Anoraga (1995:47) mengemukakan bahwa dalam diri setiap
manusia terdapat lima tingkat kebutuhan yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, termasuk lapar, haus, tempat berteduh, sex, dan
kebutuhan badaniah lainnya
2. Kebutuhan akan rasa aman, termasuk keamanan dan perlindungan
terhadap gangguan fisik serta emosional
3. Kebutuhan sosial, termasuk kasih sayang, penerimaan oleh masyarakat
keanggotaan kelompok dan kasetiakawanan
4. Kebutuhan penghargaan, termasuk harga diri, kemandirian, keberhasilan,
status, pengakuan dan perhatian
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, termasuk kemampuan berkembang,
kemampuan mencapai sesuatu, kemampuan mencukupi diri sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak akan terpenuhi dengan sendirinya, manusia
harus berusaha untuk memenuhi sendiri yaitu manusia tersebut harus masuk lapangan
pekerjaan.
Untuk memenuhi kehidupan-kehidupan dasar ini, manusia melakukan
berbagai macam kegiatan, yang meliputi bidang pertanian, perdagangan, kerajinan,
perindustrian, dan sebagainya. Bidang kegiatan tersebut dilakukan dalam usaha
manusia untuk meningkatkan taraf kehidupan yan-g lebih baik dan layak serta untuk
1
mewujudkan kesejahteraan keluarganya. Salah satu bidang kegiatan yang banyak
dilakukan kaum wanita untuk menunjang perekonomian keluarga bergerak di sektor
informal sebagai buruh harian. Munculnya buruh harian merupakan usaha kaum
wanita untuk menjawab kehidupan yang sulit. Keadaan ekonomi yang tidak atau
kurang memuaskan mendesak kaum wanita untuk mencari nafkah sehingga dapat
menunjang pendapatan keluarga guna mencukupi kebutuhan dan mereka dapat hidup
lebih baik sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
Setiap melakukan suatu kegiatan usaha, maka sudah bisa dipastikan bahwa
masing-masing manusia mempunyai alasan dan pertimbangan-pertimbangan sendiri.
Demikian pula halnya dengan keluarga yang tingkat perekonomiannya rendah, alasan
yang paling dominan bagi kaum wanita untuk turut bekerja di sektor public untuk
mencari nafkah keluarga adalah karena materi di dalam rumah tangga yang dirasakan
kurang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Adanya keterkaitan kaum wanita dalam
bidang kerja ini, diperkuat oleh pendapat dari Budiman (1985:126) yang menyatakan
bahwa: “Semakin miskin seorang wanita maka akan semakin banyak mereka yang
bekerja di sektor public”.