Show simple item record

dc.contributor.authorZaenal Mustafa
dc.date.accessioned2014-01-25T03:16:35Z
dc.date.available2014-01-25T03:16:35Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM061510101156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23998
dc.description.abstractKopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan wilayah. Maka dari itu, penggunaan benih kopi memerlukan jaminan tingkat kemurnian yang tinggi dan bebas dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman yang perlu diwaspadai pada benih utamanya adalah Cendawan R. Solani. Salah satu alternatif pengendalian yang dapat kita gunakan yaitu menggunakan agen hayati yang lebih ramah terhadap lingkungan yaitu Trichoderma spp. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui masa inkubasi, gejala penyakit dan kejadian penyakit pada persemaian bibit kopi robusta setelah diaplikasikan oleh konsentrasi dan frekuensi Trichoderma spp yang berbeda dan mengetahui konsentrasi dan frekuensi yang terbaik dalam pengaplikasinnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yaitu faktor frekuensi aplikasi dan konsentrasi aplikasi Trichoderma spp dengan tiga kali ulangan. Frekuensi aplikasi yang digunakan yaitu satu minggu sebelum tanam, pada saat tanam dan 1 minggu setelah tanam. Sedangkan konsentrasi aplikasi yang digunakan yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30%, sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dan tiga kali ulangan. Pengamatan dilakukan pada masa inkubasi, gejala penyakit dan insiden/kejadian penyakit R.solani. Hasil pengamatan kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf kepercayaan 95%. Perlakuan yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Hasil pengamatan menunjukkan Masa Inkubasi penyakit R. solani pada kombinasi perlakuan A3B1 dan A3B4 (aplikasi konsentrasi Trichoderma spp. 10% dan 30 % dengan frekuensi aplikasi sebanyak 3 kali /sebelum tanam, padasaat tanam dan setelah tanam) paling lama dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya, yaitu gejala serangan mulai tampak pada umur 27 dan 31 hari setelah tanam (hst). Total tanaman yang terserang gejala penyakit R. solani pada perlakuan aplikasi Trichoderma spp dengan frekuensi aplikasi sebanyak 3 kali (A3) lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan A1 dan A2, dan insiden/kejadian penyakit rata-rata paling banyak terjadi pada kombinasi perlakuan A3B1 sebanyak 33,33% dan rata-rata paling sedikit terjadi pada kombinasi perlakuan A1B2,A1B4, A2B2, dan A3B4 sebanyak 3,33%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510101156;
dc.subjectAplikasi Trichoderma sppen_US
dc.titlePENGARUH APLIKASI Trichoderma spp TERHADAP PENYAKIT REBAH BATANG Rhizoctonia solani PADA PERSEMAIAN BIBIT KOPI ROBUSTAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record