Show simple item record

dc.contributor.authorFitra Karima Putri
dc.date.accessioned2014-01-25T02:59:40Z
dc.date.available2014-01-25T02:59:40Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM082210101037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23972
dc.description.abstractDendeng merupakan produk olahan daging secara tradisional yang merupakan hasil suatu proses kombinasi kyuring dan pengeringan (Mulyani dan Sutaryo, 2004). Secara umum dendeng dibuat dari daging sapi (Purnomo dalam Dalilah, 2006), namun untuk memperoleh keuntungan lebih besar, produsen mencampur daging babi ke dalam dendeng daging sapi dan dijual ke pasaran umum (Halal guide, 2009). Menurut MUI (2008), hukum penggunaan daging babi dalam Islam adalah haram. Oleh karena itu, penentuan adanya daging babi dalam dendeng sapi diperlukan dalam verifikasi kehalalan dendeng tersebut. Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dimana metode yang sederhana dan cepat adalah metode FTIR yang dikombinasikan dengan metode statistik multivariat (kemometrik). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode yang cepat dan sederhana untuk mendeteksi daging babi dalam sampel dendeng sapi menggunakan metode FTIR dan kemometrik. Penelitian dilakukan dalam empat tahap secara berurutan. Tahap pertama adalah pembuatan dan preparasi sampel dendeng simulasi dimana dendeng yang terbuat dari daging sapi, daging babi dan campuran daging sapi-daging babi dengan rentang konsentrasi 1,00-80,00% dibentuk menjadi serbuk dan dibagi dalam kelompok training set (terdiri dari sepuluh dendeng murni sapi dan sepuluh dendeng campuran) dan test set (terdiri dari satu dendeng murni sapi, satu dendeng murni babi dan tiga dendeng campuran). Tahap kedua adalah pengukuran dengan spektrofotometer FTIR yang menghasilkan karakteristik spektrum inframerah sampel dimana spektrum inframerah yang dihasilkan digunakan untuk membentuk enam set data, yaitu: (1) spektrum daerah utuh tanpa perlakuan pendahuluan, (2) spektrum daerah 3000-700 cm -1 tanpa perlakuan pendahuluan, (3) spektrum daerah fingerprint tanpa perlakuan pendahuluan, (4) spektrum daerah utuh dengan perlakuan pendahuluan, (5) spektrum daerah 3000-700 cm ix -1 dengan perlakuan pendahuluan dan (6) spektrum daerah fingerprint dengan perlakuan pendahuluan. Tahap ketiga adalah pembentukan dan pemilihan model klasifikasi kemometrik (model LDA, SIMCA dan SVM) dengan The Unscrambler X 10.2. Tahap keempat adalah pengaplikasian metode FTIR dan model yang terpilih terhadap sampel dendeng sapi yang beredar di pasaran kemudian hasil prediksi dibandingkan dengan hasil metode ELISA. Sampling dendeng sapi yang beredar di pasaran dilakukan dengan teknik purposif. Karakteristik spektrum inframerah dendeng murni dan dendeng campuran memiliki pola serapan yang mirip dan hanya berbeda pada nilai kuantitatif absorbansi. Untuk membedakan kedua spektrum tersebut, digunakan model klasifikasi kemometrik berupa LDA, SIMCA dan SVM terhadap keempat set data dan model klasifikasi LDA terhadap set data (1) merupakan model klasifikasi kemometrik yang paling baik dengan kemampuan pengenalan sebesar 100% dan kemampuan prediksi sebesar 100%. Setelah dilakukan pengaplikasian terhadap sampel dendeng sapi yang beredar di pasaran diketahui bahwa dendeng sapi dengan merek cap asem, cap daun cabe, brenggolo, carefour, sukosari, dua kepala sapi, AAA, cap merak, cap NR dan cap cendrawasih adalah halal untuk dikonsumsi karena diketahui tidak mengandung daging babi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101037;
dc.subjectDAGING BABI PADA SAMPEL DENDENG SAPI MENGGUNAKAN METODE FTIR DAN KEMOMETRIK SEBAGAI VERIFIKASI KEHALALANen_US
dc.titleDETEKSI DAGING BABI PADA SAMPEL DENDENG SAPI MENGGUNAKAN METODE FTIR DAN KEMOMETRIK SEBAGAI VERIFIKASI KEHALALANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record