KARAKTERISASI TANIN - PROTEIN KOMPLEK PADA MELINJO (Gnetum gnemon) BERDASARKAN FASE KEMASAKAN BIJI
Abstract
Metabolit sekunder memiliki peran tidak langsung dalam metabolisme
tanaman dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tingkat kemasakan buah dan
biji mempengaruhi kandungan senyawa metabolit sekunder di dalamnya.
Senyawa polifenol (fenol sederhana, flavonoid dan tanin) merupakan senyawa
yang memiliki peran sebagai peredam radikal bebas. Biji melinjo (Gnetum
gnemon) telah diidentifikasi memiliki potensi antioksidan. Belum banyak
penelitian mengenai perubahan kandungan senyawa polifenol dan potensi
antioksidan pada tingkat kemasakan biji melinjo. Maka dari itu, penelitian
tentang perubahan senyawa polifenol pada kemasakan biji melinjo perlu
dilakukan untuk menentukan waktu panen yang berpotensi tanin protein komplek.
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah (1) untuk mempelajari perubahan
kandungan senyawa polifenol dan aktifitas antioksidan pada fase kemasakan biji
melinjo, (2) untuk mengetahui kandungan senyawa polifenol pada interaksi tanin
protein dan (3) untuk menentukan masa panen biji melinjo yang mengandung
potensi tanin-protein komplek.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia-Fisiologi Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember pada bulan April
sampai Oktober 2010. Bahan dan alat yang digunakan biji melinjo (masak muda,
masak dan masak tua), butyl hidroxyltoluen (BHT), bovine serum albumin(BSA),
gallic acid (GA), quersitien, tannic acid (TA), bradfort, 1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil(DPPH), agarose, sentrifuge, thin layer chromatography, pH meter.
Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dan diuji lanjut
menggunakan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total polifenol dan tanin
pada biji melinjo mengalami peningkatan seiring dengan fase kemasakan biji.
Kandungan fenolik bebas, total flavonoid dan flavonoid bebas pada fase masak
muda lebih tinggi daripada fase lainnya. Aktivitas antioksidan semakin menurun
seiring dengan fase kemasakan biji. Untuk memperoleh tanin-protein komplek
sebaiknya menggunakan pH 6, 2 dan 4 berturut-turut pada masak muda, masak
dan masak tua. Masa panen biji melinjo yang memiliki potensi untuk terjadinya
interaksi antara tanin dengan protein yaitu pada fase masak.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]