PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAN PERASAN RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans
Abstract
Lengkuas merupakan rimpang yang secara tradisional digunakan untuk
mengobati penyakit seperti: bercak-bercak kulit dan tahi lalat, menghilangkan bau
mulut, diare, disentri dan mempunyai efek farmakologis sebagai obat anti jamur
(antifungi), penetral racun, penurun panas, penghilang rasa sakit (analgesik), peluruh
kentut (karminatif), peluruh kencing, penyegar (stimulan) serta penambah nafsu
makan. Khasiat obat suatu tanaman disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder,
diantaranya minyak atsiri. Minyak atsiri yang dalam rimpang lengkuas mengandung
eugenol, sineol dan metil sinamat yang terbukti dapat mematikan pertumbuhan jamur
C. albicans penyebab keputihan.
C. albicans merupakan flora normal dan banyak tersebar di dalam tubuh
terutama di membran mukosa saluran pencernaan (24%) dan mukosa vagina (5-11%).
Jamur ini bersifat oportunistik dan merupakan spesies yang paling sering
menyebabkan infeksi. Infeksinya biasanya bersifat lokal seperti infeksi oral (thrush)
dan vaginal (vulvovaginitis). Vulvovaginitis menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan
pengeluaran sekret (fluor albus) berwarna kekuningan.
Ekstrak maupun perasan rimpang lengkuas berpotensi dalam menghambat
pertumbuhan C. albicans, namun belum terdapat literatur mengenai perbedaan daya
hambat antara ekstrak n-Heksana dan perasan rimpang lengkuas.
Penelitian ini bertujuan menguji daya hambat ekstrak n-Heksana dan perasan
rimpang lengkuas serta mengetahui Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)-nya
terhadap pertumbuhan C. albicans. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Jember pada bulan Mei sampai Juli 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan metode sumuran dengan kontrol
viii
positif itrakonazol 10% dan kontrol negatif akuades steril. Serial kosentrasi ekstrak
yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45% dan 50%.
Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali ulangan dan dianalisis dengan uji One Way
Anova, uji Duncan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dengan α= 0,05, dan uji
T untuk menguji perbedaan daya hambat ekstrak n-Heksana dan perasan rimpang
lengkuas terhadap pertumbuhan C. albicans.
Berdasarkan uji Anova, nilai F hitung pada ekstrak n-Heksana rimpang
lengkuas adalah 170,970 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (P<0,05),
Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)-nya adalah konsentrasi 0,6%, sedangkan
perasan rimpang lengkuas tidak menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan C.
albicans, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan daya hambat yang
nyata antar konsentrasi ekstrak n-Heksana dengan perasan rimpang lengkuas.
Berdasarkan hasil uji T ekstrak n-Heksana rimpang lengkuas sangat berbeda nyata
atau sangat signifikan terhadap pertumbuhan C. albicans dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 (P<0,05), sedangkan dan perasan rimpang lengkuas tidak berbeda nyata
atau tidak signifikan terhadap pertumbuhan C. albicans dengan nilai signifikansi
0,085 (P>0,05) dimana taraf α= 0,05.
Hasil uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa kandungan
eugenol dan sineol ekstrak n-Heksana rimpang lengkuas lebih banyak daripada
perasan rimpang lengkuas, dilihat dari warna ungu hingga ungu kehitaman yang lebih
panjang dan lebih tebal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak n-Heksana rimpang lengkuas
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan C. albicans, sedangkan perasan
rimpang lengkuas tidak memiliki daya hambat, dimana daya hambat ekstrak nHeksana
rimpang lengkuas sangat berbeda signifikan dengan daya hambat perasan
rimpang lengkuas, hal ini dikarenakan selisih kandungan eugenol dan sineolnya yang
terlalu besar.